Jurnal Hati Irfa Hudaya

Senin, 18 Agustus 2025

HIMA SUGIYARTO, SOEDIRMAN KAMI YANG BERJUANG DI AMAL USAHA MUHAMMADIYAH GUNUNGPRING
SMP Muhammadiyah Plus Gunungpring


"Aku ingin meninggalkan legacy. Untuk anak-anakku. Supaya anakku bangga dan bersyukur memiliki Hima Sugiyarto sebagai bapaknya. Legacy untuk penerusku, siapapun nanti yang menggantikan aku. Supaya mereka tahu untuk membesarkan amal usaha itu prosesnya memang berdarah-darah. Tetapi hasil takkan mengkhianati usahanya dengan pertolongan Allah."

Kata-kata itu pernah saya dengar waktu proses wawancara dengannya. Sosok Muhammadiyah sejati yang mengidolakan Jenderal Soedirman ini tak hirau bahwa sekerat demi sekerat kesehatannya terpangkas. Energinya tak lagi sama seperti puluhan yang lalu saat memulai langkahnya membangun sistem pendidikan di Amal Usaha Muhammadiyah Gunungpring. Ia masih memiliki nyala meski tak cukup membara seperti saat itu. Untuk tetap berkhikmat untuk Muhammadiyah.

Hima Sugiyarto namanya. Ia menjadi matahari muda sejak menapaki bangku sekolah. Aktif di Ikatan Pemuda Muhammadiyah sekitar tahun 80-an di Muntilan. Ia tak pernah berhenti melangkah dalam nafas Muhammadiyah. Mungkin sekadar melamban ketika berada di bangku kuliah dan sempat bekerja di ibukota. Saat merasa ibukota bukanlah tempatnya. Ia pulang ke Muntilan dan memulai membangun Lembaga Keuangan Mikro Syariah di bawah naungan organisasi berlambang matahari.

Tepat sewindu kiprahnya. Pimpinan Ranting Gunungpring sedang membidani sekolah menengah pertama sebagai lanjutan dari SD Muhammadiyah Gunungpring. Sekolah yang kemudian diberi nama SMP Muhammadiyah Plus Gunungpring. Ia pun diminta oleh PRM Gunungpring sebagai kepala sekolah. Meskipun terasa berat karena ia tak memiliki latar belakang pendidikan. Namun ia menerima amanah itu sebagai bentuk perjuangan dalam membangun sistem pendidikan di PRM Gunungpring.

Membangun Sistem Pendidikan di Amal Usaha Muhammadiyah Gunungpring Muntilan

Amanah ini dijadikan tantangan olehnya. Saat itu ia ingin mengubah mindset dari kebanyakan orang bagaimana paradigma masyarakat terhadap guru. Saat itu guru di sekolah sekolah swasta memiliki etos kerja yang rendah, tak ada inovasi dan 'trimo' dalam konteks prestasi.

Bagaimana siswa yang bersekolah di sekolah swasta khususnya sekolah Muhammadiyah memiliki semangat berkompetisi jika pendidik hanya mengajar tanpa memikirkan prestasi? Jika tak memiliki jiwa yang kompetitif siswa sudah minder duluan pada siswa-siswa sekolah negeri yang terbiasa mengejar prestasi.

Semuanya harus berawal dari pendidik yang percaya diri, berani dan memiliki mental pejuang. Pendidik harus bisa memunculkan keinginan setiap siswa untuk berani berkompetisi. Persaingan sehat harus dibangun untuk memunculkan potensi siswa yang bisa jadi tak nampak dan harus digali oleh pendidik.

Tahun 2007 awal berdirinya SMP Muhammadiyah Plus Gunungpring. Hima Sugiyarto pun ikut menyeleksi calon guru dan karyawan. Bukan hanya memilih mereka dengan nilai tertinggi. Namun memilih yang memiliki kecintaan dan cita-cita yang sama. Membangun sebuah lembaga pendidikan dari embrio supaya karakter Muhammadiyah melekat erat.

Selain membentuk citra seorang guru, Hima Sugiyarto juga membuat tagline untuk SMP Muhammadiyah Plus Gunungpring yaitu ‘Sekolah Para Juara’. Afirmasi positif ini dibuat untuk memberikan kepercayaan diri bahwa anak-anak memiliki minat dan bakat masing-masing akan dimaksimalkan di sekolah ini. Bukan hanya siswa yang memiliki kemampuan akademik saja yang memiliki prestasi. Akan tetapi anak-anak yang unggul di bidang non akademik tetaplah menjadi juara di Mplus.

Berbekal 35 siswa hasil mengetuk pintu wali murid klas 6 di SD Muhammadiyah Gunungpring Hima Sugiyarto beserta guru dan karyawan memulai membangun SMP Muhammadiyah Plus Gunungpring. Tiga tahun pertama ia memberikan motivasi kepada guru dan karyawan untuk selalu mengikutkan para siswa untuk berlomba. Apalagi yang diadakan oleh Dinas Pendidikan. Apapun hasilnya. Proses harus terus berjalan.

Dimulai dari lomba pramuka tingkat kecamatan. SMP Muhammadiyah Plus, atau biasa disebut Mplus menjadi juara pertama. Lantas sebuah kemenangan monumental di tahun 2009. Mplus memenangkan lomba Tata Upacara Bendera dan Baris Berbaris. Sebuah lomba bergengsi di tingkat Kabupaten Magelang membuat Mplus pun mendapatkan 'spotlight' dari masyarakat.

Hima Sugiyarto tahu, ini baru sebuah awal. Mplus tak boleh berpuas diri. Ia pun memberikan tantangan bagi pendidik di sana. Sebagai sekolah baru supaya dipandang masyarakat dan mendapatkan murid lebih banyak. MPlus harus masuk 10 besar kabupaten. Meskipun ada keraguan dari beberapa stafnya. Namun ia menegaskan bahwa ini kesempatan terbaik. Jika tahun itu tak ada sesuatu yang bisa dibanggakan. Mplus kemungkinan takkan mendapatkan murid. Mplus harus punya pembeda supaya menjadi referensi orang saat memilihkan pendidikan untuk anak-anaknya.

Hima Sugiyarto tak memberikan kesempatan bagi siapapun untuk ragu-ragu dalam menyiapkan langkah. Pendidik di Mplus Gunungpring pun harus memiliki kreativitas dalam mengajar supaya anak-anak tak merasa bosan. Motivasi selalu diberikan pada anak-anak. Apalagi dengan tagline ‘sekolah para juara’ memberikan optimisme pada anak-anak untuk selalu berjuang meraih yang terbaik.

Di tahun ketiga berdirinya MPlus, sebuah prestasi membanggakan pun diraih. Selain satu siswa meraih nilai tertinggi Ujian Nasional di Kabupaten Magelang dan SMP Muhammadiyah Plus Gunungpring pun meraih juara ketiga UN SMP negeri dan swasta se Kabupaten Magelang. Prestasi itupun dipertahankan oleh Mplus sampai ujian nasional ditiadakan.

Bagi Hima Sugiyarto itu semua adalah kerja teamwork. Tak ada one man show di sekolah ini. Semua memiliki tugas dengan porsinya masing-masing. Ada yang memotivasi, ada yang berbagi keilmuan, ada yang mengisi tangka ruhiyah serta menjadi sahabat bagi anak-anak sehingga bisa mengganti peran orang tua saat berada di sekolah.




Membangun SMA Taruna Muhammadiyah Gunungpring Muntilan

Di saat badan pun tak sekuat sebelumnya karena diabetes militus yang sudah menyapa beberapa tahun. Pimpinan Ranting Muhammadiyah Gunungpring membangun sebuah SMA yang berbasis ketarunaan, Hima Sugiyarto lagi-lagi mendapatkan amanah untuk mengemban tugas baru. Sebuah sekolah baru yang seharusnya membutuhkan energi dan stamina yang jauh lebih tinggi karena sistem dan kultur yang berbeda.

Sebuah ujian keikhlasan yang pastinya menggelitik hati. Di SMP Muhammadiyah Plus Gunungpring sistemnya sudah terbangun. Siswa yang makin banyak memiliki prestasi baik akademik dan non akademik. Guru dan karyawan telah memiliki tanggung jawab dan trengginas dengan semua tugas-tugasnya. Harusnya Hima Sugiyarto sudah tinggal memanen hasilnya di tahun ke-10 berdirinya SMP Muhammadiyah Plus Gunungpring.

Ini bukanlah tentang materi ataupun fasilitas karena ia tak pernah berhitung untuk Muhammadiyah. Tahun-tahun perjuangan yang menguras pikiran, tenaga dan hati membuat waktunya bersama keluarga sangat sedikit dinikmati. Tahu-tahu anaknya sudah mendewasa tanpa disadari. Saat sedang bernapas lega sebentar, ternyata ia harus kembali menggenggam ‘senjata’ untuk membangun sistem. Ketika dikomunikasikan dengan keluarga memang ada sedikit protes dari anak-anak. Namun pada akhirnya seluruh keluarga mendukung semua yang akan ia lakukan.

Ia pun bersiap untuk berlari meski tak sekencang sebelumnya. SMA Taruna Muhammadiyah Gunungpring dengan tagline ‘Sekolah Calon Pemimpin’. Harapan bagi seluruh orang tua bahwasanya kelak anak-anak akan menjadi seorang pemimpin dalam hidup. Pemimpin yang memiliki karakter islami, berwawasan kebangsaan dan memiliki kompetensi yang tinggi.

Bukan satu hal yang mudah membangun sekolah yang sudah jelas memiliki segmen yang berbeda dari sekolah pada umumnya. Memadukan pendidikan formal dengan pesantren dan pendidikan semi militer untuk membentuk jiwa kepemimpinan dan kemandirian yang kuat. Tentunya membutuhkan tenaga yang jauh lebih besar karena cakupan siswa tak hanya sebatas kabupaten namun juga nasional.

Dalam perjalanannya awal pendirian SMA Taruna Muhammadiyah Gunungpring ini memiliki 13 siswa. Dua siswa berasal dari luar Jawa. Meski jauh dari harapan Hima Sugiyarto tak lantas turun semangatnya. Baginya perjuangan membangun pendidikan bisa dilihat setelah lima tahun. Sering kali ia pun mengeluarkan materi untuk mendukung pendidikan atau sekadar mengapresiasi prestasi guru dan murid. Ia tak pernah sayang dan tak menghitung hal itu.

Selain menjabat sebagai kepala sekolah di SMA Taruna Muhammadiyah Gunungpring, Hima Sugiyarto pun menjadi Direktur Perguruan Muhammadiyah Gunungpring yang membawahi SD Muhammadiyah Gunungpring, SMP Muhammadiyah Plus Gunungpring, dan SMA Taruna Muhammadiyah Gunungpring. Tenaga dan pikirannya pun benar-benar fokus untuk AUM di Gunungpring.


Hima Sugiyarto hari ini

Sayangnya, tubuh tak sejalan dengan pikirannya. Pikiran masih bisa berpikir jernih. Hati masih bisa memilih. Namun tubuh tak lagi sama. Di tahun ketiga pendirian SMA Taruna Muhammadiyah Gunungpring datanglah pandemi yang meluluhlantakkan dunia. Hima Sugiyarto tahu bahwa ia memiliki komorbid sehingga harus lebih berhati-hati. Sayangnya di tahun 2021, Covid varian Delta sempat menyapanya.

Sejak hari itu, kesehatan semakin lama semakin menurun. Efek long covid masih terasa. Diperparah dengan varian Omicron yang menyapanya juga. Ternyata hal itu makin memperburuk kondisi tubuhnya. Berulang kali ia harus rawat inap di rumah sakit karena long covidnya. Sampai kemudian tahun lalu terdeteksi gagal jantung.

Tak sampai di situ saja. Ginjalnya pun mengalami penurunan fungsi. Penglihatannya pun sudah tak berfungsi dengan baik. Pelan namun pasti ia mengalami penurunan penglihatan. Jarak pandangnya hanya 1,5 meter. Ia mengenali seseorang dari suara yang ia dengar. Sering kali dalam seminggu ia harus ke tiga dokter spesialis. Spesialis penyakit dalam, spesialis penyakit jantung, dan spesialis mata. Napasnya sering kali terengah-engah.

Apakah itu menyurutkan langkahnya?

Tidak. Meskipun ia mengajukan pengunduran diri sebagai kepala sekolah di SMA Taruna Muhammadiyah Gunungpring dan baru disetujui setahun setelah surat pengunduran dirinya. Hati dan pikirannya tetap untuk pendidikan di Muhammadiyah Gunungpring. Sering kali diundang sebagai pembicara di berbagai forum Muhammadiyah. Ia tetap memaksa diri untuk melakukan tugasnya. Meskipun untuk mencapai tempat acara ia harus berhenti berjalan beberapa kali untuk beristirahat karena tak kuat berjalan lama.

Ia sempat mendapatkan penghargaan lifetime achievement dalam Dikdasmen & PNF Award di Rakornas Majelis Dikdasmen dan PNF PDM dan PWM se Indonesia. Hadiahnya saat itu adalah umroh.

“Jika boleh aku meminta, aku lebih suka menerimanya dalam bentuk materi. SMA Taruna Muhammadiyah Gunungpring masih butuh untuk pembangunan karakter anak.”

Begitu kata-kata yang sempat ia ucapkan. Bahkan dalam kondisi membutuhkan materi untuk pengobatan dirinya sendiri. Ia tetap memikirkan AUM yang dibangunnya.

Kami, warga Muhammadiyah Gunungpring bersyukur memilikinya. Sosok humoris yang kuat hati. Seseorang yang melakukan keteladanan. Bukan sekadar kata-kata.

***

Minggu, 10 Agustus 2025

Peran Merdeka Berpikir dan Mindfulness dalam Mengasuh Anak
mindfulness

Assalamualaikum temans

Saya dibesarkan dalam keluarga yang cukup demokratis. Meski ibu saya termasuk strict parent. Bapak saya memberi banyak ruang bagi anak yang tiga-tiganya berjenis kelamin perempuan.

Saya ingat di waktu kecil kami semua dilatih belajar bulu tangkis. Saya masuk dalam sebuah klub bulu tangkis untuk pemula meski saat itu pesertanya lebih banyak laki-lakinya. Benar-benar dari awal banget. Bukan hanya main saja. Akan tetapi teknik-teknik yang diajarkan. Seperti teknik forehand, back hand, loob, smash ataupun netting.

Saya dan adik-adik juga diajari untuk melakukan pekerjaan yang biasa dilakukan oleh laki-laki. Nggak sampai pasang genteng sih. Tapi saat itu jarang ada anak perempuan yang melakukannya seperti ganti bohlam, menggergaji, nyuci kendaraan serta angkat-angkat barang yang lumayan berat.

Kedekatan saya dengan Bapak ternyata mempengaruhi pola pikir saya. Kebiasaan saya ngobrol dengan Bapak membuat saya bebas bertanya apa saja. Bahkan saya tak punya rasa takut untuk mengkritik atau protes. Tentunya dengan kata-kata yang sopan ya? Bapak pun nggak masalah jika saya mengutarakan rasa sedih, kecewa atau marah pada beliau.

Tak hanya terkait dengan pola komunikasi. Menyikapi masalah pun bisa seselow itu. Misalnya saat saya dibully oleh teman-teman perempuan saat SD. Meski di awal saya sempat menangis karena nggak punya teman. Lama-lama saya bersikap bodo amat. Saya berpikir bahwa teman saya tak hanya mereka. Saya masih punya teman yang lain. Saya pun akhirnya lebih banyak berteman dengan laki-laki sampai kuliah.

merdeka berpikir


Bapak membebaskan saya memilih kegiatan yang saya mau. Passion saya pun didukung penuh. Ketika saudara saya dipaksa untuk masuk jurusan akuntansi saat kuliah. Bapak support pilihan saya di jurusan komunikasi karena saya pengen bekerja di stasiun televisi meski tak kesampaian.

Beliau memberikan tantangan terkait dengan passion saya. Seandainya tulisan saya dimuat di media. Bapak akan membelikan saya mesin ketik terbaru saat saya SMP. Saya semangat banget nulis cerpen saat itu. Meski tulisan saya dimuat sebuah majalah dua atau tiga tahun kemudian. Bapak pun memenuhi janji.

Apa yang dilakukan Bapak bukan hanya terkait dengan parenting saja. Akan tetapi Bapak membuka cakrawala berpikir. Bahwa antara laki laki dan perempuan memiliki hak yang sama. Kemerdekaan dalam berpikir milik manusia dan tak mengenal kasta.

Setiap orang butuh merdeka dalam berpikir

berpikir


Bagi saya merdeka berpikir itu bebas memiliki pendapat, ide, sudut pandang tanpa harus dipengaruhi orang lain. Merdeka berpikir juga berarti berani menyampaikan pemikiran kita pada orang lain, memberikan kritik dan tidak takut saat berbeda dengan orang lain.

Bebas dan berani. Bukan berarti bebas sebebas-bebasnya. Atau berani sevulgar-vulgarnya. Ada koridor yang bernama bijaksana dan mengedepankan simpati dan empati. Jika toh menyampaikan hal-hal yang tak kita setujui, tentunya sebagai manusia yang beradab mengedepankan kata-kata yang sopan tanpa harus menjatuhkan orang lain.

Merdeka berpikir akan membuat kita lebih kritis dalam memandang sesuatu. Karena pemikiran logis dan terbuka akan memudahkan kita lebih kreatif ketika menemukan solusi. Kita akan lebih percaya diri saat mengemukakan pendapat yang berbeda karena memahami apa yang ada di kepala kita. Dan tentunya lebih bertoleransi terhadap perbedaan karena memiliki pemikiran yang terbuka tanpa harus menghakimi.

Apa yang Bapak ajarkan pada saya ternyata mempengaruhi cara saya mendidik anak. Saya pun berusaha memberikan kebebasan pada anak-anak apalagi yang terkait dengan kreativitas. Contohnya saat anak saya main di luar rumah. Mereka bakal bereksplorasi dengan tanah, kerikil dan berbagai benda yang ada disekitarnya. Alih-alih melarang mereka main kotor-kotoran. Saya memfasilitasi dengan barang-barang penunjang lain untuk mereka bereksplorasi dengan aman.

Sering kali orang tua melarang anak bermain kotor-kotoran, atau memilihkan anak sesuatu yang kurang diminati. Hal itu akan membentuk penjara pikiran pada anak-anak. Penjara pikiran hanya akan membatasi anak dalam bereksplorasi sehingga menutup kreativitas anak-anak dalam mencari tahu akan sesuatu.

Merdeka berpikir untuk anak memberikan ruang bagi mereka untuk berbagai hal yang bisa mereka pelajari tak hanya di bangku sekolah.

Belajar dari kesalahan.
Saat anak melakukan kesalahan sebagai orang tua tak perlu kita memarahi. Biarkan anak menemukan letak kesalahannya dengan bantuan kita sebagai orang tua. Saat mereka menemukan apa atau letak kesalahannya. Dorong dan dampingi mereka untuk memperbaiki kesalahan dan tak mengulangi kembali.

Memiliki pendapat sendiri yang terkait dengan pendirian dan ketegasan dalam bersikap atau mengambil keputusan.
Anak memiliki pendapat sendiri dan tidak menelan mentah-mentah informasi yang datang. Ia akan memiliki kekritisan dalam berpikir dan mempertanyakan. Ia akan memiliki ketegasan dalam bersikap. Tidak sekadar ikut-ikutan teman. Dan mereka memiliki pendirian yang kuat.

Pengembangan potensi lebih maksimal
Passion anak itu berbeda-beda. Jangankan dengan orang tuanya. Saudara kembar pun tetap saja masing-masing memiliki minat dan bakat yang berbeda. Saat orang tua membebaskan anak untuk menggali potensi. Ia akan secara cepat menemukan dimana kelebihannya. Tinggal kita sebagai orang tua memberikan dukungan dan support penuh. Yang penting tidak menyalahi nilai agama maupun masyarakat.

Sebagai support system anak, orang tua pun harus memiliki keterbukaan dalam berpikir dan belajar untuk mengikuti perkembangan zaman. Jangan sampai kita terjebak dalam pemikiran-pemikiran kolot yang akan menghambat kita memberikan dorongan pada anak-anak. Di sinilah peran mindfulness terasa penting bagi orang tua.

Apa sih mindfulness itu?

Secara garis besar mindfulness bisa diartikan sebagai sebuah kesadaran penuh yang sedang kita alami tanpa menghakimi atau bereaksi secara berlebihan. Kita cukup fokus pada momen yang sedang terjadi dan tak perlu menghakimi. Kelihatannya mudah ya? Tapi jika kita sebagai orang tua mampu melakukan hal ini, ini bakal jadi super parents sih menurut saya.

Bagaimana mindfulness membantu kita sebagai orang tua menerapkan merdeka berpikir?

mindfulness


Menghindarkan dari reaksi yang impulsif.
Sering kali saat anak-anak melakukan kesalahan kita langsung memarahi mereka atau panik sebagai reaksi pertama kita. Hal ini biasanya tidak efektif mengatasi persoalan. Itulah saat mindfulness bekerja dalam diri orang tua. Kita bisa berhenti sejenak, menarik napas. Kemudian berpikir lebih dalam. Apakah jika marah akan menyelesaikan persoalan? Apakah kepanikan kita membuat keadaan menjadi baik atau malah memperburuk? Kesadaran untuk memberikan jeda ini akan memberi waktu kita untuk memilih respons yang baik bukan sekadar bereaksi.

Hadir di sisi anak.
Kehadiran orang tua tak hanya dari sisi fisik saja. Fisik bisa jadi berada di sebelah anak. Akan tetapi pikiran berkutat dengan pekerjaan, urusan tagihan, pekerjaan dan berbagai urusan yang belum selesai. Mindfulness akan membantu kita sebagai orang tua bisa mendengarkan apa yang ingin anak-anak sampaikan. Fokus pada mereka. Mendengarkan setiap kata, melihat ekspresinya. Lantas mencoba memahami perasaan mereka tanpa terganggu oleh apapun. Hal ini akan membuat anak merasa dihargai dan menjadi anak yang percaya diri.

Menjadi role model buat anak
Sejatinya orang tua adalah idola bagi anaknya. Mereka akan meniru apapun yang mereka lihat dari orang tuanya. Seperti layaknya spons yang dicelupkan ke air. Untuk itu perlunya orang tua menjadi teladan bagi anak-anak dalam bersikap dan berpikir. Ketika orang tua memiliki kemampuan mengelola emosi dengan baik si anak tentunya akan belajar dari apa yang mereka saksikan dalam diri orang tua.

Jika merdeka berpikir menjadi tujuan. Maka mindfulness adalah prosesnya dan alat untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan diperlukan usaha dalam mewujudkannya.

Jangan takut salah saat mendidik anak-anak karena kita bukanlah orang tua yang sempurna. Akan tetapi menjadi orang tua yang memiliki kesadaran penuh dengan merdeka berpikir akan membuka jalan anak-anak dan memberikan ruang untuk tumbuh dan berkembang ke arah yang lebih baik.



Rabu, 06 Agustus 2025

Mindfulness : Berpikir Positif dalam Memandang Hidup
positif


Hidup itu rasanya seperti berkejaran dengan waktu. Kayaknya sih baru bangun tidur, lalu beraktivitas. Eh … tahu-tahu udah maghrib aja. Kayak nggak berasa setiap detik itu ngilang aja. Seperti waktu itu hanya numpang lewat dan nggak berarti. Berasa dalam sehari 24 jam itu kurang banget untuk manusia-manusia yang sibuk.

Dalam kepala begitu banyak yang berkelindan. Memikirkan sesuatu belum sampai selesai lantas melompat ke pikiran yang lain. Berkutat dengan satu masalah belum juga nemu solusi sudah terbungkus masalah yang lain. Hal ini membuat kepala begitu penuh dengan kekhawatiran yang saling silang sengkarut. Kita pun rasanya sulit bernapas dengan baik.

Keruwetan yang berjejalan membuat manusia selalu merasa memiliki beban yang berat. Mulai tekanan pekerjaan lalu bergeser ke tekanan hidup. Hal ini membuat manusia makin mudah merasa depresi dan susah mengontrol emosi. Rasanya mau senggol bacok aja jika ada hal-hal yang kurang menyenangkan atau merasa hidup kita makin berat.

Apakah bisa menjalani hidup ini lebih ringan dan memiliki nilai sehingga batin bisa lebih tenang?

Menurut saya tentu saja bisa. Hal ini tergantung dari pola pikir manusia itu sendiri kok. dari persepektif apapun saya yakin manusia memiliki kemampuan untuk berkehidupan secara sehat lahir dan batin. Salah satunya adalah mengenal konsep mindfulness.

Apa sih mindfulness itu?

hidup


Secara sederhana mindfulness bisa diterjemahkan sebagai sebuah kesadaran penuh yang sedang kita alami tanpa menghakimi atau bereaksi secara berlebihan. Bukan berarti kita harus bermeditasi berjam-jam. Akan tetapi kita benar-benar hadir secara fisik dan perasaan serta memahami tindakan dan pengalaman hidup sekecil apapun.

Saya akan mengilustrasikan mindfulness dalam sebuah adegan pendek.

Coba kita bayangkan. Pagi-pagi kita membuat secangkir kopi hitam tanpa gula. Sambil duduk di teras, tanpa mengecek jadwal hari ini ataupun scroll hp memperhatikan beranda di media sosial. Kita menghirup aroma kopi yang menguar dan menyesap dalam diam. Menikmati rasanya. Memperhatikan crema yang memberikan rasa nikmat dalam setiap tegukannya. Merasakan sensasi pahit dari kopi robusta maupun liberika. Ataupun merasakan rasa asam yang tertinggal dari kopi arabika. Itu dia yang dinamakan mindfulness dalam sebuah tindakan.

Ada berbagai manfaat mindfulness dari sisi psikologi. Ada berbagai penelitian ilmiah yang memperlihatkan bagaimana mindfulness bekerja dalam diri manusia.

Mengurangi stress dan kecemasan
Mindfulness membantu menenangkan sistem syaraf dan mengurangi kadar hormon stress dikarenakan menggeser kondisi seseorang dari memikirkan hal yang sama secara terus menerus dan berulang terutama pada hal hal negatif, menyakitkan maupun menyedihkan tanpa menghasilkan solusi menuju fokus. Saat seseorang bisa fokus pada pemecahan masalah maka kekhawatiran dan kecemasan akan tereduksi secara maksimal.

Meningkatkan pengelolaan emosi
Mindfulness akan membuat seseorang mampu mengelola, memahami, dan mengekspresikan emosi dengan tepat dan sehat. Hal itu dilakukan baik untuk diri sendiri dan untuk orang lain. Regulasi emosi memungkinkan seseorang untuk merespon sesuatu dengan bijaksana dan rasional.

Meningkatkan fokus dan konsentrasi
Minfulness melatih otak untuk berpikir tentang masa kini, bukan masa lalu yang membuat seseorang menyesali diri atau masa depan yang membuat orang merasa overthinking. Ketika seseorang benar-benar hadir di masa kini, pikiran dan perasaan tak berkelana kemana-mana. Maka fokus dan konsentrasi akan tumbuh dengan sendirinya.

Meningkatkan kesejahteraan
Sejahtera bukan hanya terkait dengan kepemilikan. Sejahtera itu berada dalam kondisi baik, lengkap dan seimbang. Ini bukan hanya tentang materi. Akan tetapi terkait dengan mental, sosial, emosional, serta spiritual. Dengan mindfulness seseorang akan merasakan kehadiran dirinya itu penting dalam kehidupan. Menghargai momen sekecil apapun. Memberikan apresiasi terhadap proses bukan hanya hasil. Serta merasakan koneksi dan keterikatan baik dengan diri sendiri, orang lain serta tuhannya.


Mindfulness dari sisi agama


Seringkali mindfulness dikaitkan dengan buddhisme. Padahal konsep mindfulness itu ada di setiap agama. Termasuk dengan Islam, agama yang saya peluk dan yakini.

Bagaimana mindfulness dalam Islam itu bekerja?

Dalam Islam diajarkan bahwa manusia itu tak hanya menjadi baik terhadap manusia lain atau lingkungan. Ada kesadaran spiritual bahwa dimanapun ia berada ada Dzat Yang Maha Besar mengawasi manusia. Kesadaran bahwa manusia adalah hamba dimana keberadaannya selalu diketahui oleh-Nya meskipun berada di tempat paling tak bisa dijangkau manusia manapun.

mindfulness


Allah selalu hadir dalam setiap langkah manusia. Rasa sayang-Nya selalu datang bahkan melewati sebuah teguran. Meskipun manusia menjauh, Allah terasa begitu dekat lewat detak jantung dan nadi manusia.

Manifestasi mindfulness dalam Islam ditunjukkan dengan hal-hal berikut.

Muraqabbah
Dalam diri setiap muslim dan muslimah semestinya memiliki kesadaran bahwa Allah selalu hadir dan mengawasi setiap saat. Tidak hanya perilaku manusia. Namun juga tentang pikiran dan perasaan. Allah selalu tahu dimanapun dan kapanpun.

Rasulullah pernah bersabda
Beribadahlah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak melihat-Nya, ketahuilah bahwa Dia melihatmu.
(HR. Muslim)
Saat manusia bermuraqabah membuatnya menjaga diri dari perbuatan keji dan munkar meskipun tak ada manusia satupun yang melihatnya. Hati akan merasa tenang karena merasa Allah selalu bersama manusia. Sehingga manusia pun selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas ibadahnya.

Bertaqwa
Setiap manusia yang bertaqwa memiliki kesadaran akan adanya Allah. Sehingga ia selalu berusaha untuk menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Insan yang memiliki ketaqwaan akan selalu berhati-hati dalam menjalankan hidup. Karena ia tahu. Begitu mudahnya manusia tergelincir dalam perbuatan dosa karena ketidakhati-hatiannya.

Allah berfirman dalam QS Hujurat 13
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian disisi Allah adalah yang paling bertakwa.

Selain merasa selalu diawasi orang yang bertaqwa berhati-hati dalam menjaga lisan, hati dan perbuatan. Beribadah tak hanya menjalankan ritual saja. Akan tetapi juga menjaga akhlaknya dengan baik. Meski berat ia tetap tunduk menjalankan dan meyakini akan kebenaran Allah. Ia pun akan melakukan berbagai tindakan muamalah yang baik dan menjauhi maksiat meskipun tak ada yang melihatnya.

Menjaga kekhusyukan
Khusyuk adalah menghadirkan hati dan pikiran saat seorang muslim atau muslimah beribadah, terutama pada shalatnya. Jika seseorang khusyuk saat melaksanakan shalat. Ia takkan tergesa-gesa karena ia menikmati setiap gerakan dan bacaan shalat. Khusyuk itu laksana berbincang dengan Sang Pencipta. Butuh ketenangan menjaga gerakan dan pikiran sehingga terasa nikmat saat berdialog dengan Allah.

Khusyuk itu mindfulness tertinggi dalam spiritual. Tak hanya sekadar sadar namun juga tunduk dan terkoneksi dengan Sang Maha Pencipta.

Berdzikir
Berdzikir itu mengingat pada Allah baik secara lisan, hati dan perbuatan. Ini adalah mindfulness dalam Islam yang paling ringan, akan tetapi besar pahalanya jika itu dilakukan.

Al Quran menyebutkan dalam Surah Al Baqarah ayat 152
Ingatlah kepada-ku maka Aku pun akan mengingatmu.
Dengan berdzikir seseorang akan merasa tenang hati dan pikirannya. Karena mengingat-Nya dalam setiap langkah tentu saja akan menjauhkan diri dari godaan syaitan dan berbuat dosa. Semakin dekat pada Allah meskipun amalan ini begitu ringan. Allah pun menjanjikan pahala yang besar pada setiap muslim dan muslimah yang selalu mengingat dan menyebut asma-Nya.

Tak ada manusia yang lepas dari ujian dan cobaan dari Sang Pencipta. Rasanya pasti berat. Saat awal ujian atau cobaan itu datang pasti banyak pertanyaan yang berkelindan di kepala.

Saya yakin, dengan iman yang ada di dada. Keyakinan bahwa Allah takkan menguji hamba-Nya di luar kemampuannya. Setiap ujian atau cobaan telah Allah siapkan solusinya. Tinggal manusia semakin berusaha memperbaiki hubungannya dengan Sang Pencipta.

Berbaik sangka pada Allah. Maka Allah akan sesuai dengan prasangka manusia. Insya Allah.

Minggu, 06 Juli 2025

Self Love : Bertumbuh dalam Damai serta Sehat Jiwa dan Raga
mencintai diri sendiri


Assalamualaikum temans,

Banyak yang beranggapan bahwa anak-anak gen z mengglorifikasi hal-hal yang terkait dengan kesehatan mental. Sedikit-sedikit bicara tentang self love. Bahkan hal-hal yang bersifat impulsif pun dikatakan sebagai self love.

Sebagai orang yang menjelang lansia pun jadi berusaha memahami seperti apa sih yang mereka bilang self love ini? Benarkah ini terkait dengan kesehatan mental yang disadari menjadi kebutuhan di masa sekarang ini?

Self love itu apa sih?

Menurut saya self love adalah tindakan pribadi seseorang untuk mencintai, menghargai, dan menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri secara bijak dan bertanggung jawab. mengapa harus disertai dengan bijak dan bertanggung jawab? Karena setiap yang kita lakukan pasti melalui sebuah pemikiran yang nantinya takkan merugikan diri kita atau siapapun.

Mengapa gen z saat ini seolah merayakan self love?
sebenarnya ini merupakan sinyal positif pada generasi z dan generasi selanjutnya bahwa kesadaran akan kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Hal ini dipicu oleh generasi sebelumnya yaitu generasi milenial atau bahkan generasi sebelumnya lagi. Dua generasi ini sering kali mengorbankan diri demi pekerjaan dan keluarga. Akhirnya mereka merasa kelelahan, krisis identitas hingga kesehatan mental pun terabaikan. Selain itu mereka terjebak oleh standar sosial yang kaku sehingga cenderung menyulitkan dalam membangun hubungan pribadi maupun sosial.

Kemunculan self love ini bagian dari gerakan masif di media sosial sebagai reaksi penolakan, perlawanan dan mencoba untuk memulihkan terhadap hal-hal yang terjadi di generasi sebelumnya.

Apa saja yang menjadi bagian dari self love ini?

self care

Penerimaan terhadap diri sendiri
Setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihan. Tanpa terus menyesali apa yang tak dimiliki olehnya.

Kesehatan mental dan fisik yang prima
Dalam raga yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Kesehatan mental sangat dipengaruhi oleh kesehatan fisik begitu juga sebaliknya. Gangguan mental dapat melemahkan imun dalam tubuh sehingga tubuh pun makin rentan terhadap penyakit. Sementara itu penyakit kronis menyebabkan penderita mengalami stres, kecemasan, bahkan mungkin depresi yang berkepanjangan.

Memberi batasan yang sehat
Kita perlu tahu kapan bilang ‘tidak’ pada orang atau situasi yang merugikan atau menurut kita ada alternatif lain. Nggak papa kok menolak permintaan orang atau nggak setuju pada hal-hal yang tak kita inginkan.

Memaafkan diri sendiri
Manusia harus belajar dari masa lalu untuk kehidupan yang lebih baik. Menyadari bahwa manusia memang tempatnya salah dan berusaha untuk tak mengulangi. Perlu memaafkan diri sendiri pada kesalahan dan kekhilafan itu perlu untuk mengurangi racun dalam pikiran kita.

Memberi waktu untuk diri sendiri
Ada saatnya kita untuk break sebentar dari keriuhan hidup. Melakukan apapun yang kita sukai tanpa harus terganggu oleh orang lain.

Bagaimana membedakan self love yang sehat atau sekadar alasan lari dari tanggung jawab?

Self love yang sehat memberikan proses kesadaran bukan sebuah tindakan impulsif. Misalnya memilih untuk menolak saat dimintai bantuan dalam mengerjakan sesuatu karena tubuh dan pikiran sedemikian lelah sehingga butuh istirahat.

Dalam mencintai diri sendiri ada proses bertumbuh, yaitu menjadikan manusia lebih baik dari sebelumnya. Manusia perlu introspeksi diri, dan mengembangkan diri sehingga memiliki hubungan yang sehat dengan orang lain. Contohnya menjaga jarak dengan seseorang supaya tak dimanfaatkan terus menerus.

Dalam proses self love tidak menyakiti diri sendiri atau orang lain. Melakukan sesuatu yang memberikan rasa nyaman ke diri sendiri dan orang lain. Self love bukanlah alasan bersikap semaunya atau lari dari tanggung jawab. Self love juga tidak merusak diri sendiri karena itu namanya pelarian semata.

Self love terkait dengan ketenangan, bukan kesenangan yang semu.

Apa pun yang manusia lakukan memberikan rasa damai dalam dirinya. Memberi waktu bagi dirinya untuk merenungkan apa yang perlu dan tidak dalam hidupnya. Bukan sekedar senang-senang untuk melupakan sesuatu yang sementara.

Arti self love buat saya

self love


Di satu waktu saya pernah jadi people pleaser. Apapun omongan orang bakal dipikirin banget. Pokoknya berusaha menjadi versi terbaik dari keinginan orang-orang. Lama-lama capek banget, karena saya jadi selalu pakai topeng untuk mencitrakan diri sebagai orang yang tak bercela.

Lama-lama kesadaran itu tumbuh. Bahwa apapun yang kita lakukan tak mungkin membuat semua orang senang. Saya perlu berkata tidak dan bersikap bodo amat, yang penting tak merugikan siapapun.

Saya pun akhirnya memberikan waktu pada diri saya untuk tak selalu sibuk dengan urusan luar rumah karena saya punya keluarga. Dan tak perlu membandingkan kehidupan saya dengan kehidupan orang lain.

Kalau kata orang sawang sinawang. Jika terlalu sibuk membandingkan hidup dengan orang lain. Rasanya kok lupa kalau Allah memberi kita banyak anugerah. Sangat sering menakar luka sehingga lupa bahwa bahagia pun perlu kita hitung juga.

Ternyata hidup jauuuh lebih nyaman jika kita memiliki sikap. Memilah mana yang menjadi tanggung jawab dan wajib ‘ain untuk dikerjakan. Tutup kuping dan bersikap bodo amat ketika orang membicarakan hal-hal negatif tentang kita. Nggak perlu ambil pusing supaya tak membebani pikiran. Dan berbahagia dengan hal-hal kecil dan ringan yang ada di sekitar kita.


Mengupayakan olah raga rutin dan mengurangi junk food sebagai bagian dari self love

self care

Usia sudah menjelang setengah abad. Berbagai makanan sudah masuk ke dalam usus. Gangguan kesehatan juga sudah mulai muncul. Saya yang dulu sebel banget sama bau-bauan minyak kayu putih sekarang jadi kayak sahabatan, nggak bisa jauh-jauh.

Sebelum gangguan yang lain datang sudah semestinya saya berusaha. Salah satunya dengan olah raga. Minimal seminggu tiga atau empat kali saya berusaha untuk jalan kaki dengan 6000 langkah sebagai target. Kalau pas nggak ada kerjaan atau kegiatan yang harus saya lakukan saya menargetkan 10 ribu langkah.

Dengan olah raga ternyata bisa meminimalisir keluhan. Badan juga tak mudah lelah. Tetap bugar meskipun banyak kegiatan. Capek iya, tapi tetep mampu beraktivitas normal.

Begitu juga dengan makanan. Saat ini saya sedang meminimalisir minyak dalam pengolahan makanan. Target saya minyak 1 liter digunakan untuk satu bulan. Jadi saya menghindari mengolah lauk dengan deep fried.

Self love bukan tentang belanja atau traveling ke tempat-tempat yang menyenangkan. Akan tetapi memberi waktu bagi diri kita memiliki makna dalam setiap apa yang kita kerjakan.

Kamis, 03 Juli 2025

Peran Ayah dalam Pengasuhan Anak Laki-laki


Assalamualaikum temans,

Saya pernah membaca artikel yang menuliskan tentang para ahli neurolog dan psikolog melihat bahwa individu usia 20 an yang seharusnya sudah menginjak usia dewasa ternyata memiliki ketidakstabilan secara emosi. Berbagai faktor mempengaruhi mengapa hal itu terjadi. Hal itu menjadikan batas usia remaja dianggap bergeser menuju angka yang makin besar.

Faktor sosial ekonomi menjadi faktor pendorong perpanjangan usia remaja. Tuntutan pendidikan yang tinggi membuat banyak individu menunda pernikahan dan memulai karir untuk mengejar pendidikan yang lebih tinggi dan itu memakan waktu yang cukup lama.

Persaingan dunia kerja membuat individu kesulitan mendapatkan pekerjaan yang stabil dan mandiri secara finansial. Hal ini menjadikan individu memperpanjang ketergantungan kepada keluarga, dalam hal ini orang tua atau siapapun yang mem-provide dirinya.

Konsep pernikahan dan keluarga juga mengalami pergeseran yang cukup siginifikan. Orang makin ragu melangkah ke jenjang pernikahan karena fokus pada pengembangan karir sebelum masuk ke jenjang itu.

Hal ini menjadikan individu merasa bahwa masa eksplorasi makin panjang dan sebenarnya membuat kecemasan dan tekanan karena pencapaian tujuan hidup makin jauh.

Menyiapkan anak laki-laki menuju dewasa

Secara Islam usia dewasa dimulai saat ia telah baligh. Di saat seseorang telah baligh maka ia telah taklif, bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Anak sudah bisa diajak untuk berpikir lebih jernih dan membicarakan hal-hal yang lebih serius dalam kehidupan.

Menata hidup bukanlah hal yang sepele. Anak-anak perlu dididik untuk menghadapi kehidupan yang rasa-rasanya semakin berat. Dan yang pasti dibutuhkan peran ayah dan ibu dalam mendorong anak-anak untuk bisa lebih kuat.

Dan sudah dipastikan yang banyak berperan dalam mendidik anak-anak adalah sang ibu. Budaya patriarki di Indonesia ini masih mengkotak-kotakkan tugas dalam rumah bahwa Ibulah yang harus memiliki peran dalam mendidik anak-anak sementara sang ayah sudah cukup berperan karena menjadi pencari nafkah dalam keluarga. Sang ayah sosoknya ada, namun peran dalam diri anak-anak sama sekali tak ada. Padahal peran ayah dalam mendidik anak-anak sangatlah besar, apalagi bagi anak laki-laki.

Apa saja peran ayah dalam pengasuhan anak laki-laki?

Maskulinitas dan identitas gender
Ayah berperan pada anak untuk mengidentifikasi dirinya bagaimana ia harus bersikap, berperilaku, menyelesaikan masalah, mengontrol emosi menunjukkan simpati dan empati pada orang lain sebagai seorang laki-laki.

Membangun kepercayaan diri
Ayah yang memiliki peran dalam diri anak laki-lakinya akan membentuk harga diri yang lebih tinggi, percaya diri, dan tidak mudah menyerah. Ia akan menyukai tantangan dan berusaha untuk menaklukkan tantangan. Motivasi anak dan kompetensi akan menjadi lebih kuat saat anak memiliki tujuan.

Kedisiplinan dan pembentukan moral pada diri anak
Anak laki-laki akan belajar bertanggung jawab, memiliki rasa keadilan, serta konsekuensi akan apa yang ia lakukan dari ayahnya. Kedisiplinan dan memahami akan batasan-batasan akan mempengaruhi anak dan efeknya akan panjang saat sang ayah berperan

Mengembangkan emosi
Seorang anak yang tak memiliki peran ayah secara emosional dalam hidupnya rentan dengan agresivitas, kecemasan, dan kesulitan dalam membangun relasi dengan orang lain. Anak belajar memahami emosi dan bagaimana mengontrol emosi berkiblat dari ayahnya.

Pengembangan ketrampilan dalam hubungan sosial
Cara seorang ayah memperlakukan ibunya menjadi benchmark bagi anak dan menjadi model mengembangan hubungan interpersonal dengan orang lain. Seorang ayah yang aktif mengajak anaknya untuk ‘srawung’ akan mengembangan ketrampilan sosial dalam diri anak bagaimana ia harys berempati akan kesedihan orang lain, berkompetisi secara sehat dan mengembangkan sikap kerjasama dengan siapapun.

Sekuat-kuatnya seorang ibu ia adalah mahluk feminin yang selalu melibatkan perasaannya jauh lebih besar dibanding logisnya. Jangan biarkan anak laki-laki terlalu banyak mengambil feminine energy karena ayahnya tak mengambil peran dalam kepengasuhan. Saat feminine energy terlalu besar dalam diri anak laki-laki. Ia tak memiliki mental provider. Ia akan sulit bertanggung jawab dan overthinking. Saat ibu mengambil alih seluruh kepengasuhan. Maka anak takkan belajar tentang struktur, batasan, dan arah karena seorang ibu akan memanjakan anak dengan caranya sendiri.

Akibatnya saat ia membangun hubungan dengan orang lain, apalagi yang terkait dengan romantisme. Ia akan menuntut selalu dimengerti karena mencari figur ibu dalam hubungan romantisnya. Ia tak siap memberikan rasa aman kepada pasangannya saat kelak ia menikah.

Sebagai orang tua memang kita memiliki cinta yang tak terbatas pada anak-anak. Jangan sampai cinta tanpa tapi ini menjerumuskan anak-anak kita sehingga menyulitkan dirinya di masa depan.

Sabtu, 28 Juni 2025

Empat Inspirasi Saya dalam Mendidik Anak
parenting



Assalamualaikum temans.

21 tahun menjadi orang tua saya masih tetap belajar menjadi orang tua. Ada fase-fase yang berbeda di setiap masanya. Bagaimana menjadi orang tua saat anak-anak masih balita, lantas pra baligh, remaja, kemudian mereka menjadi dewasa muda.

Banyak kesalahan yang saya perbuat ketika menjadi orang tua baru. Meskipun saat itu saya sudah mulai belajar tentang parenting. Sering kali apa yang sudah saya pelajari baik lewat media maupun buku ternyata tak berhasil saya terapkan pada anak-anak saya. Meski orang-orang bilang setiap keluarga memiliki gaya parenting sendiri atau anak-anak itu nggak sama sehingga yang tertulis di media maupun buku tak tepat. Saya tetap meyakini bahwa ilmu parenting sangat penting.

Bagaimana saya belajar parenting selama 21 tahun tersebut? Ada beberapa orang dan bacaan yang menjadi inspirasi saya saat mengasuh anak hingga saat ini.

Tabloid Nakita
Tabloid ini mulai terbit sekitar tahun 1999. Tabloid yang memberikan informasi seputar ibu dan anak ini diterbitkan oleh Kompas Gramedia Grup.Tabloid Nakita memberikan informasi seputar relasi pasangan muda, kehamilan, persalinan, tumbuh kembang anak serta parenting.

Saya mulai berlangganan Nakita sejak hamil Kakak. Saya cukup terbantu dengan informasi-informasi yang diberikan oleh tabloid ini. Meski terkadang bertentangan dengan kebiasaan orang tua zaman dulu. Saya tetap menjadikan Tabloid Nakita ini menjadi panduan bagi saya dalam mengasuh anak-anak. Bahkan nama Adek pun terinspirasi oleh nama bayi yang ada di tabloid ini.

Buku-buku karya Ayah Edy
Saya membeli beberapa buku parenting karya Ayah Edy ini. Buku-buku beliau memuat tentang tips dan trik mengasuh anak di berbagai jenjang usia. Bahasa yang digunakan sangat mudah dipahami. Dengan format tanya jawab memudahkan pembaca memetakan masalah-masalah yang sering dihadapi oleh orang tua muda.

Meski ada beberapa trik yang saya terapkan ke anak-anak tetapi gagal. Mostly buku Ayah Edy ini menemani saya mengasih anak sampai saya menemukan partner diskusi tentang parenting.


Dr. Riana Mashar, M.Psi, Psikolog
Beliau adalah dosen Pendidikan Guru Paud di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Saya bertemu beliau sekitar tahun 2010 saat saya merasa berbagai ilmu parenting yang saya baca tak lagi menjawab permasalahan yang terjadi pada Kakak. Beberapa kali saya merasa kewalahan dalam mengasuh anak-anak. Mbak Yana, begitu saya biasa memanggilnya. Beliau memetakan berbagai permasalahan yang saya temui.

Sering kali perilaku anak-anak saat itu dikarenakan ketidakkonsistenan saya dalam mengasuh anak-anak. Terkadang strict, tapi sisi lain permisif. Sering kali aturan tak bisa ditegakkan sehingga anak-anak pun mengalami kebingungan.

Saat Adek mengalami hambatan emosi Mbak Yana lah yang membantu saya dengan assesment yang diberikan. Cukup lama sampai emosi Adek cukup stabil.

Beliau seorang single parent. Tetapi anak-anaknya tumbuh menjadi anak-anak yang kuat psikologisnya. Menurut saya beliau mematahkan mitos bahwa anak-anak yang broken home adalah anak-anak yang bermasalah. Masya Allah. Saya tak menemukan itu dari anak-anak mbak Yana. Mereka tumbuh dengan empati dan simpati yang tinggi, tutur kata yang sopan, dan akademis pun juga bagus.


Miftahul Jannah, M.Psikolog.
Mbak Ita, begitu saya memanggilnya. Buat saya beliau adalah guru kehidupan. Beliau menjadi partner mendidik anak-anak sejak Kakak remaja. Kakak pun sangat nyaman jika berbicara tentang masalah-masalah yang dihadapi ataupun teman-temannya. Mungkin karena umur beliau jauh lebih muda dari saya. Sehingga Kakak pun merasa tak bicara dengan orang tua.

Meskipun saya tak bisa mencontoh bagaimana beliau mendidik Zahro sang buah hati. Akan tetapi saya selalu mendapatkan pencerahan setiap kali ngobrol dengan beliau. Apa yang beliau sampaikan berdasarkan Al Quran dan Hadits.

Ngobrol perkara iman tak pernah membosankan dengan beliau. Meskipun usia dibawah saya hampir 10 tahun. Kedewasaan dan logika berpikir yang ada di beliau memberikan saya pemahaman tentang rumah tangga dan mendidik anak sesuai dengan tuntunan agama.

Perbaiki hubungan kita dengan Allah maka Allah akan memperbaiki hubungan kita dengan manusia. Perbaiki ibadah kita. Allah akan menyelesaikan semua urusan di dunia.

Bagi saya kata-kata beliau seperti mantra sakti yang membuat hati lebih lapang. Bahkan Paksu juga megatakan setiap kali pulang dari bertemu dengaan Mbak Ita pemikiran jadi lebih bersih dan lebih semeleh.

Kalau kalian bagaimana? Inspirasi apa yang kalian temukan dari hal-hal yang tak jauh dari kita?