Assalamualaikum
Temans,
Jika
saya seorang pendidik di sebuah lembaga pendidikan, bisa jadi hari ini saya meneteskan
air mata. Bukan menyuarakan kesedihan, namun kebahagiaan yang meruah di hati saya. Hari ini
saya menyaksikan betapa seorang pendidik menjadi seseorang yang sangat penting dalam
kehidupan siswa siswinya.
Di
kelas si Adek, balon warna warni terhias di sekitar papan tulis. Ada ucapan
Selamat Hari Guru di sana. Tulisan sederhana, namun mewakili perasaan anak-anak
yang tersenyum ceria melihat Bu Gurunya tersenyum dan meminta anak-anak untuk
foto bersama.
Melewati
parkiran, sekelompok anak-anak sedang mengajak teman-temannya untuk menghias
kelas.
“Ayooo
... cepetan ke kelas. Kita mau bikin surprise buat Pak Agus,” seru seorang anak
perempuan sambil berlari dengan kepala menoleh ke belakang.
“Mau
ngapain?”
“Ya menghias kelas dong.”
“Ya menghias kelas dong.”
“Itu
tugasnya anak perempuan.”
“Iyaaaa
... tapi anak laki-laki bantuin kita tiup balon dan masang balonnya.”
Dan
anak-anak itu pun lari ke kelas dengan mata yang bersinar. Excited banget kelihatannya.
Lagi-lagi
Pak Agus, batin saya. Sepertinya Pak Agus ini sangat dicintai anak-anak. Entah
guna-guna apa yang digunakan Pak Agus sehingga hati anak-anak terpelet begitu
hahaha ... just kidding, Pak.
Satu-satunya
guru yang dipuji oleh Adek adalah Pak Agus. Padahal Adek itu pelit pujian jika
menyangkut sekolahnya. Adek memuji kesabaran tingkat tinggi yang dimiliki oleh
wali kelasnya saat kelas tiga. Bagi Adek saat kelas tiga, semua kata-kata Pak
Agus seperti titah seorang raja.
Adek
bercerita, saat naik ke kelas empat, Adek sempat berkirim surat kepada Pak
Agus. Dia mengatasnamakan ex 3C memohon maaf atas segala kesalahan yang pernah
diperbuat, serta berterima kasih karena telah membimbing selama setahun.
Melihat
dan mendengar cerita Adek, saya jadi teringat guru-guru saya. Guru yang sampai
sekarang selalu diingat. Guru yang memberikan teladan serta jasa yang tiada
tara.
Saya
teringat Pak Harno, guru bidang studi IPA saat saya masih SD. Berpuluh tahun
lalu, beliau tak pernah menolak jika murid-muridnya datang untuk belajar.
Dengan lampu petromax, beliau menyediakan diri untuk ditanyai oleh saya dan
teman-teman meski bukan pelajaran yang diampunya. Saya kagum oleh semangat
beliau. Kami berhutang banyak pada beliau. Kami telah menyita beratus malam beliau
untuk kami kunjungi. Harusnya ratusan malam itu bisa beliau gunakan untuk
istirahat. Namun dengan senyum beliau menerima kami dengan tangan yang terbuka.
Semoga Allah merahmati dan menjaga beliau
dalam segala kebaikan. Aamiin.
Saya
yakin, masih banyak lagi guru-guru yang amat dicintai oleh anak didiknya.
Selalu tersenyum tulus dan bersikap apa adanya. Anak-anak mempunyai intuisi
yang tajam, bisa merasakan sebuah ketulusan.
Selamat
Hari Guru ...
Semoga
selalu menjadi penerang dan penenteram jiwa anak-anak kami. Lagu ini untuk anda, para pelita anak--anak kami.
Keren 👍
BalasHapusbanyak cerita tentang guru dan setiap orang yang pernah sekolah pasti mempunyai kesan dan cerita tersendiri tentang gurunya.
BalasHapusthank
mbaaak Irfa all the best ^_^
BalasHapus