Berpuluh-puluh
tahun yang lalu, saat masih tinggal di Jogja dengan status mahasiswi, saya
sering berangan-angan bisa berfoto di tengah perempatan yang menghubungkan
Jalan Diponegoro, Jalan AM Sangaji, Jalan Sudirman dan Jalan Mangkubumi. Saat
itu tak ada yang berani melangkah ke tengah-tengah perempatan itu. Meski sebuah
tugu berdiri tegak di sana. Jikalau ingin hunting foto, saya bersama
teman-teman hanya berani berdiri di pinggiran yang saat itu masih berupa trotoar di depan toko-toko kecil yang berjualan tiket kendaraan baik kapal maupun pesawat
terbang.
Angan-angan
saya pun akhirnya terkabul berpuluh tahun kemudian. Dalam sekali seumur hidup
saya malmingan di Tugu Jogja beberapa minggu lalu di sela mengisi workshop selama dua hari di Jogja. Di perempatan itu, saya bersama Mbak Indah,
sahabat saya si penulis cerita anak ini merasakan sensasi berfoto di tengah perempatan itu. Namanya emak
hobi eksis, mau di kanan kiri adanya dedek unyu bin emesh udah nggak peduli.
Pokoknya foto sepuasnya.