Tak ada yang
instan dalam proses kesuksesan seseorang. Selalu diawali dengan proses panjang untuk
menuju satu titik yang dikatakan orang sebagai kesuksesan. Begitu juga dengan
seseorang yang kita kenal dengan nama Atmaji Sapto Anggoro. Mereka yang sudah lama berkiprah di bidang jurnalistik pasti sangat mengenal sosoknya dalam bisnis media.
Sapto, begitu ia
biasa dipanggil merupakan pekerja media yang memulai karirnya dari tahun
1980-an. Ia yang telah lama malang melintang di berbagai media cetak menjadi
seseorang yang mumpuni di bidangnya sehingga memilih media sebagai lahan
bisnisnya.
Setelah gagal
masuk Akademi Kepolisian, ia menempuh pendidikannya di jurusan jurnalistik Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Surabaya –
Almamater Wartawan Surabaya. Tak mau hanya berpangku tangan, ia pun nyambi
bekerja sebagai tenaga cetak foto hitam putih. Pekerjaan yang ia tekuni
menjadikannya seseorang yang piawai dalam urusan cetak mencetak foto.
Hanya saja
ketika teknologi cuci cetak digital yang hanya memerlukan waktu satu jam cetak
foto pun selesai, ia pun berpikir untuk beralih profesi karena merasa profesi
itu takkan bertahan lama dan teknologi semakin lama semakin berkembang sesuai
jaman,
Ia suka menulis.
Sejak masih berprofesi sebagai tenaga cetak foto ia beberapa kali mengirimkan
artikel ke media cetak. Sehingga saat ia memutuskan berhenti dari pekerjaan
lamanya, ia pun kemudian serius menekuni bidang jurnalistik.
Tahun 1987 menjadi
awal karirnya sebagai pekerja media. Ia menjadi wartawan olahraga di Surabaya
Post. Saat melamar pekerjaan, ia tidak menuliskan surat lamaran, melainkan
contoh tulisanlah yang ia kirimkan. Ia pun langsung diterima dan artikelnya pun
dimuat. Sebuah bukti, bahwa kreativitas dan strategi yang tak bisa di dapatkan
di sekolah manapun.
Tiga tahun
menjadi jurnalis di Surabaya Post menjadikannya seseorang pembelajar. Ia pun
belajar mengedit berita. Saat ia berpikir tentang karirnya yang stagnan, secara
kebetulan seorang teman menawarinya untuk bergabung di Berita Buana sebagai
wartawan olah raga. Meski ia sempat meliput event olah raga di luar negeri, Sapto hanya bertahan selama satu tahun di sana.
Laki-laki yang lahir di Jombang, 4 Oktober 1966 ini pun berpindah
ke Republika sebagai redaktur di tahun 1993. Ia meliput berbagai event olah
raga skala internasional. Tahun 1999 ia ikut membidani lahirnya detik.com. Sampai
kemudian pihak detik.com menawarinya untuk bergabung sebagai wakil pemimpin
redaksi.
Ia memilih
detik.com sebagai tempat barunya untuk berkarya. Meski tak ada gaji yang pasti,
namun Sapto melihat masa depan sebuah media adalah media internet. Di tahun
yang sama sebuah perusahaan dari Hongkong berinvestasi senilai 24 milyar ke detik.com. Hal ini
menjadikan karir Sapto pelan menanjak.
Seorang Sapto
yang awalnya tak tahu menahu urusan sales
dan marketing mau tak mau harus
belajar dari awal. Bahkan sampai urusan periklanan pun harus ia pahami.
Kepiawaiannya sebagai pebisnis pun diuji. Kemudian ia menyusun berbagai
strategi pemasaran untuk sebuah media online dan berhasil.
Di tahun 2011 ia
meninggalkan detik.com dengan posisi sebagai direktur operasional dan bergabung
di situs berita merdeka.com. Merdeka.com merupakan hasil kolaborasi antara
media dan teknologi. Dengan bergabungnya Sapto ke merdeka.com dengan berbagai
strategi yang ia terapkan menjadikan merdeka.com sebagai situs berita yang
berada di urutan tiga besar se Indonesia.
Tak hanya
berhenti di situ saja. Laki-laki yang pernah menjabat sebagai Sekjen APJII
(Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) membangun bisnis kliping
digital hingga sekarang.
Ia menjadi
founder dari Padepokan ASA yang bertempat di Wedomartani Jogjakarta. Padepokan
ASA merupakan sebuah tempat untuk berbagi keahlian apapun secara terbuka.
Mereka yang ingin berbagi ilmu secara gratis dipersilakan untuk bergabung
dengan Padepokan ASA sesuai dengan tagline
nya yaitu house of sharing and incubation.
Jadi pengen kenal #eaaaa
BalasHapusWiih keren berbagi ilmu setiap saat gratis pula ya mbak
BalasHapusKereeeen si bapak ini. Jadi pengen belajar bareng beliau ;)
BalasHapusKereeen! Inspiratif sekali beliau. Semoga berkah dan bermanfaat 😍
BalasHapuskenalin dong mba Ir hahahha
BalasHapussaya juga mau belajar bisnis dengan beliau, dunia jurnalistik juga mauuuuu
Wah masnya sering bagi ilmu gratis ya keren 😊
BalasHapusinspiratif sekali, semoga bisa ketularan semangat beliau...aamiin
BalasHapusWah senangnya bisa berbagi ilmu gratis, kereeen!
BalasHapusAjakin buat ngisi workshop bareng GRes, Mba Irfa...sepertinya seru ngilmu dr beliau
BalasHapusWah bisa diundang untuk acara kopdar GRess nih mba...
BalasHapus