Sumpah!
Saya nggak tahu kalau ternyata
ada tempat yang keren untuk menjamu tamu di dekat rumah. Selama ini saya selalu
mengajak teman atau kerabat ke Jogja atau ke Magelang jika saya hendak mengajak
mereka makan ke tempat yang nggak Cuma memanjakan perut namun juga memanjakan
mata. Ternyata, hanya sepelemparan batu (batu raksasa) aja tu tempat yang bisa
bikin kita betah berlama-lama di sana.
Tempat ini berada di Jalan Mayor
Kusen km 2,4 Pabelan Mungkid, hanya sekitar dua kilometer dari pertigaan Palbapang, salah satu jalur ke
arah Candi Mendut dan Candi Borobudur. Tempat ini mungkin sudah lebih dari
seribu kali saya lewati. Bagaimana tidak, jalur ini adalah jalur mondar mandir
saya menuju keluarga besar dari kakek dan nenek saya. Bahkan sekedar mengunjungi
peninggalan orang tua saya pun saya biasa melewati jalur ini. Benar-benar bikin
tepok jidat.
Dan akhirnya saya pun punya
kesempatan untuk mengunjungi tempat ini. Untuk yang pertama kali! Setiap kali
lewat ngelirik sambil ngebatin, oh ... resto. Gitu doang. Nggak kepikir apa
istimewanya tempat ini.
Saya datang ketika suasana resto
masih sepi. Mas satpam dengan ramah menunjukkan tempat acara gathering blogger
akan dilakukan. Dari luar, saya masih berpikir seperti resto yang banyak
bertebaran di kawasan Jalan Mayor Kusen dengan bangunan model limasan. Namun ketika
masuk ke dalam bangunan, saya langsung merasa wow meski hanya selintas pandang.
Sovenir khas tertata manis di ruangan itu. Setelah mengisi daftar hadir saya
pun diantar naik ke lantai atas oleh resepsionis.
Cantik dan unik. Balcony dengan plafon
kain tenda dengan lampu-lampu yang redup membuat sore itu terasa romantis. Meja dan kursi terbuat dari kayu solid serta
lengkungan seperti samurai pada kursinya membuat saya betah untuk memandang
pemandangan di luar sana. Jika saya menghadap ke barat, saya melihat
pemandangan Gunung Sumbing dan Sindoro. Di sebelah selatan, saya menikmati
pegunungan menoreh yang terbentuk seperti The Sleeping Buddha. Sayang, saya terlalu menikmati tempat ini sehingga tak mengambil kecantikan balcony saat berada di dalam.
Nuansa Jawa sangat terasa di BS
Resto. Keramahan Mbak Eli dan Mas Tohar menjadi salah satu ciri khas orang Jawa
yang ‘mrajani’ tamu—tamunya.
BS Resto juga mempunyai fasilitas gazebo yang biasanya dinikmati oleh keluarga yang ingin bersantai sambil memancing ikan. Jembatan yang terhubung ke Gazebo bisa menjadi salah satu 'photo booth' yang menarik di tempat ini.
Tentang BS Resto
3 Maret 2009 menjadi tanggal yang
bersejarah untuk BS resto karena waktu itulah restoran yang tak jauh dari Candi
Mendut itu berdiri. Di atas lahan seluas 500 meter ini berdiri lima bangunan
yang eksotis. Dua buah bangunan limasan kembar yang menjadi pintu masuk
restoran, Area Garden, serta area Gazebo menjadi pilihan bagi kita jika ingin
berkunjung dan menikmati sajian dari BS resto. Jangan lupa jika berkunjung ke BS resto,
jangan lewatkan mencuci tangan di wastafel yang terbuat dari kayu jati.
Wastafel ini dinamakan wastafel Flinston, karena terbuat dari kayu utuh tanpa
sambungan. Unik kan?
Varian menu di BS Resto.
Jangan khawatir dengan menu yang
ditawarkan di BS Resto. Meski pengunjung BS Resto ini sebagian adalah turis
mancanegara, namun masakan itu tetap lezat di lidah pecinta masakan nusantara. Anda bisa menikmati Gurameh Dancing, Fried
Prawn with butter sauce, Borobudur Tangy soup yang penyajiannya menggunakan
bambu higienis untuk lebih memperkuat kesan tradisionalnya. Selain menu unggulan tersebut, BS resto juga menyediakan menu reguler yang biasanya dinikmati oleh tamu dari biro travel.
Saat berada di BS Resto, saya dan teman-teman blogger dijamu berbagai masakan jawa yang endes surendes.
Bagaimana menurut anda? Menggoda bukan?
Anda bisa memesan dulu untuk set menu atau buffet menu. Dengan
Rp.40.000/orang sudah bisa menikmati
keindahan dan kelezatan dari BS Resto. Jangan lupa untuk reservasi lebih dulu
ya di 0293 – 789325.
Tidak ada komentar:
Mohon tidak meninggalkan link hidup di komentar ya? Terima kasih