Menjadi seorang ibu dengan dua anak ABG di rumah itu rasanya legit banget. Udah nggak ngurusin popok, makan, mandi, dan segala urusan pribadi sudah dikerjakan sendiri. Kesabaran tingkat dewa pun sudah bisa turunkan karena tingkah polahnya sudah terkontrol seiring dengan semakin dewasanya pemikiran anak-anak.
Peran di rumah pun sudah berpindah menjadi sahabat. Selalu menyediakan telinga disaat ingin mmbuang keluh. Menyediakan kelapangan hati saat kesah diungkapkan. Apalagi jika berkaitan dengan peran saya yang terkadang masih terlalu mengkhawatirkan mereka. Bagi mereka, saya sudah nggak perlu lagi mengurusi hal-hal yang bagi mereka remeh.
Namun sebagai seorang ibu tentu saja masalah kebawelan takkan pernah surut. Apalagi yang berkaitan dengan religiusitas, pertemanan serta yang ada kaitannya dengan dunia digital. Saya memang ibu yang strick untuk tiga urusan tersebut.
Saya memang pernah mengalami hal tak mengenakkan yang berkaitan dengan penggunaan internet. Ini menjadikan sebuah trauma tersendiri ketika salah satu dari anak saya telah terpapar pornografi di usia peralihan dari anak-anak menuju remaja. Tetaplah itu adalah kesalahan saya sebagai seorang ibu telah teledor. Hal ini menjadikan momok tersendiri bagi saya
Baca di sini : Ketika anak terpapar pornografi
Bukan berarti ketakutan saya terhadap hal yang berkaitan dengan pornografi lantas menutup akses anak-anak dengan dunia digital. Tetaplah saya memfasilitasi kebutuhan anak-anak. Apalagi mereka sering mendapatkan tugas yang salah satu bahan dari sumber keilmuannya berasal dari berselancar di jagat maya. Apalagi setelah kami memilih untuk memensiunkan televisi sehingga untuk hiburan pun kami mendapatkannya dari dunia maya.
Laptop pun menjadi piranti utama dalam keluarga kami. Fungsinya tak lagi sebagai pendukung pekerjaan namun juga menjadi piranti hiburan buat keluarga. Tanpanya tentu saja kami akan kelabakan. Sedikit saja laptop bermasalah Kakak dan Adek pasti sudah merengek supaya segera diservis.
Mengapa keluarga kami sangat tergantung pada laptop?
Karena laptop di rumah kami mempunyai peranan dan memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan kami.
Peran ekonomi (Modal usaha)
Sebagai penulis buku dan blogger tentu saja laptop menjadi modal utama saya dalam bekerja. Setiap akan menulis buku, biasanya saya akan melakukan riset. Selain membaca buku yang menjadi benchmark nya, saya pun akan mencoba mencari data via internet. Apalagi saat menulis novel dengan setting yang saya sendiri belum pernah berada di sana. Tentu saja saya memerlukan bantuan youtube untuk menonton tempat-tempat yang akan jadikan setting bagi setiap adegan dalam novel.
Ketika ngeblog, saya perlu software atau aplikasi desain grafis untuk membuat infografis sederhana serta mempercantik foto. Karena kemampuan fotografi yang terbatas itulah membuat saya membutuhkan laptop yang support terhadap desain grafis. Tak hanya waktu ngeblog saja saya membutuhkan aplikasi desain. Saat membuat materi untuk mengisi training kepenulisan pun saya membutuhkan desain grafis untuk membuat slide yang menarik ketika dilihat oleh peserta.
Lantas pak suami pun membutuhkan software yang ringan seperti office, supaya ia mudah merekap usaha yang sedang dirintis dan melakukan promosi di media sosial.
Peran Pendidikan
Laptop pun mempunyai peran pendidikan di rumah kami. Saat ini Kakak dan Adek sedang fokus menghadapi UNAS yang akan dilaksanakan bulan April dan Mei. Tentu saja saat ini sedang giat-giatnya belajar dengan mengerjakan berbagai soal. Nah ... Soal-soal UNAS tahun-tahun sebelumnya bisa diunduh melalui internet.
Tugas-tugas sekolah pun biasanya mereka kerjakan menggunakan laptop. Saat ini sekolah yang sudah ramah teknologi informasi memasukkan internet menjadi salah satu dari media pembelajaran.
Selain itu laptop juga menjadi sarana pembelajaran bagi Kakak dan Adek. Kakak sebenarnya mempunyai passion yang sama dengan saya. Ia juga suka menulis. Namun keinginannya berbeda dengan apa yang sudah saya lakukan. Ia mempunyai keinginan untuk menjadi penulis skenario. Ia pun banyak mencari referensi via internet dan berlatih membuat skenario.
Beda dengan si Adek. Dia anak yang suka banget ngulik. Saya tidak menyangka ternyata ia tertarik pada animasi dan pembuatan film. Saya nggak menyangka kalau ia mulai membuat animasi sederhana menggunakan adobe flash. Saya membuka software tersebut pun tak pernah. Namun Adek ternyata sudah mulai lancar menggunakannya.
Adek juga suka sekali menggunakan movie maker. Diam-diam ia mengunduh sendiri dan belajar menggunakannya. Beberapa clip sederhana ia buat dengan merangkai berbagai foto, diselingi dengan fade in dan fade out. Tak ketinggalan ia memilih musik yang tepat untuk clip-clip sederhananya.
Peran Hiburan
Yang satu ini sih jangan ditanya. Youtube menjadi hiburan favorit bagi kami sekeluarga. Kami bisa memilih konten apa yang ingin ditonton. Biasanya kalau Pak Suami dan Adek akan memilih konten yang berbau sport, sementara Kakak suka dengan musik dan film. Tentu saja yang akan ia tonton akan melewati sensor saya. Bagaimana dengan Saya? Mohon ampun Ya Allah ... kalau saya masih saja mencari konten yang berbau gosip. :D
O ya, untuk urusan gaming, Pak suami dan Adek sering kompakan tuh. Adek hanya boleh nge-game jika ada Pak suami. Karena saya nggak suka nge-game makanya tugas si ayah yang akan menyeleksi game apa saja yang boleh dimainkan oleh Adek.
Untuk itulah saya membutuhkan laptop yang tahan banting dan mumpuni untuk menjalani berbagai peran yang ada di rumah kami. Nanya ke temen-temen yang jago dibidang IT rata-rata menyarankan untuk memakai ASUS.
Well, si Kakak yang paling semangat untuk nyari info. Ketemulah satu piranti yang menurutnya cocok buat kami sekeluarga. Sebuah notebook multimedia AMD dengan grafis dan audio yang dahsyat. ASUS X555QG.
Kok si Kakak milih ASUS X555QG sih?
RAM dengan teknologi dual channel
Menurutnya ASUS X555QG ini mempergunakan RAM 8GB. Jika menggunakan RAM dengan teknologi dual channel bisa loh nambahin satu keping memori RAM lagi dengan ukuran yang sama pada piranti ini. Tentunya dengan RAM yang besar laptop ini akan maksimal banget kemampuannya sehingga kita santai aja kalau menginstal program maupun mengunduh apapun. Kemampuan tetap prima cuy!
Layar
Layar gede 15, 6 inch mantep banget deh untuk Kakak kalau pas nonton film. Nyaman banget deh layar dengan resolusi HD (1366×768) buat Adek yang hobi bikin animasi dan ngulik movie maker. Ditambah dengan empat buah mode, Normal Mode, Eye Care Mode, Vivid Mode, dan Manual Mode untuk menyetel layar supaya lebih nyaman di mata. Dengan teknologi ASUS Splendid yang eksklusif ini menyajikan warna dan temperatur
warna yang akurat.
Gaming
Kalau nge-game menggunakan ASUS X555QG pasti mainnya makin betah dan cepet soalnya memiliki VRAM sebesar 2GB. Sehingga pada kartu grafis Radeon R7 R5 M430 DX, bisa deh diandelin untuk bermain game-game masa kini.
Kapasitas Penyimpanan
Jangan lupa lho dengan kapasitas penyimpanan 1TB. 1 TB itu gede banget. Bayangin, 1000GB! Mau download, nyimpen file gede, nggak akan pusing lagi deh.
Aaaaakkk ... Mau ah, punya laptop for everyone ini. Semua bisa make. Jadi, kapan nih kita berburu ASUS X555QG ya Pak Suami?
Artikel ini diikutsertakan pada Blog Competition ASUS AMD – Laptop For Everyone yang diselenggarakan oleh bocahrenyah.com
Good luck mba, semoga jadi salah satu pemenang :D
BalasHapusTerima kasih telah berpartisipasi dalam Blog Competition ASUS AMD – Laptop for Everyone. Good luck yaaa…
BalasHapus