Assalamualaikum temans, saya yakin banyak di antara kalian sering melakukan traveling bersama keluarga. Sayang banget keseruan hanya dinikmati sendiri kan?
Pernah nggak punya pengalaman traveling bersama anak-anak tanpa keluarga lengkap? Kayaknya kurang asyik ya, traveling nggak barengan semua anggota keluarga? Rasanya beda banget, kepikiran aja pada anggota keluarga yang nggak ikutan menikmati tempat wisata yang menyenangkan.
Saya pernah nih, traveling berdua dengan si Kakak. Traveling tipis-tipis aja. Sebenarnya juga nggak direncanakan jauh-jauh hari. Serba mendadak. Mengganti kebahagiaan si Kakak yang saya rampas #tsaahh …
Jadi awalnya setelah kenaikan kelas tahun lalu, si Kakak mau jalan sama geng SMP nya ke sebuah pantai di Purworejo. Saya nanya dong, ada yang ngedampingin nggak? Ternyata enggak. Jadi rencananya mereka bertujuh ini mau naik taksi online ke pantai. Lalu mau nginep di tempat salah satu Bude dari temannya. Padahal saat itu cuaca lagi kurang bersahabat.
Saya keberatan dong. Perjalanan hampir dua jam, ke satu tempat yang sama sekali belum pernah disambangi. Udah gitu pakai nginep pula. Ya ketar ketir dong sayanya. Saya emang rada protektif sama anak cewek.
Si Kakak ngambek lah. Apalagi baca di WAG member geng nya dibolehin sama ortu. Dia doang yang nggak dibolehin.
"Aku tuh sepi, Bunda ada event terus, Adek di Semarang. Masa aku nggak kemana-mana. Bosen."
Iya juga sih. Waktu itu emang ada beberapa event dalam minggu-minggu itu yang bikin saya ninggalin si Kakak di rumah sendirian.
"Ya wis, yok ikutan Bunda aja po? Nanti abis acara kalau mau ngemall kemana, mau makan, mau beli buku boleh wis," rayu saya.
"Aku maunya nginep."
Namanya nginep nggak bakal mau nginep cuma di rumah saudara atau temen. Pasti maunya staycation. Nginepnya di hotel. Dia tahu Mamak pas ikutan banyak event berarti punya 'uang jajan' lebih. Makanya ia berani 'malak' Mamak.
Akhirnya setelah sepakat pikniknya cukup di Jogja aja kami pun bikin itinary mau ke mana aja.
Kami naik motor berdua. Pertimbangan saya kenapa naik motor karena kami cuma mau city tour aja. Lagian pas liburan tahun ajaran baru jalan-jalan di Jogja pasti penuh dan macet. Naik mobil pasti bikin kesel doang.
Berangkat dari Muntilan sudah agak siangan sih, sekitar jam 10.00 Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Situs Warungboto. Situs Warungboto merupakan cagar budaya yang letaknya di belakang Kebun Binatang Gembira Loka, tepatnya berada di Jalan Veteran no. 77 Jogjakarta.
Situs Warungboto
Situs ini dahulunya adalah tempat pesanggrahan keluarga kerajaan. Tempat ini dibangun oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I dan diteruskan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono II. Ruang, lorong, pintu dan jendela ini terlihat artistik. Ada segaran, kolam, dan kebun yang dulunya dinikmati oleh keluarga kerajaan.
Sebelum dipugar tempat ini merupakan puing-puing bangunan yang terbengkalai. Dengan dibantu oleh arkeolog sampai tahun 2017 masih ada gedung yang harus direhab, disesuaikan dengan arsitektur tahun 1875.
Mengunjungi situs ini tak dipungut tiket masuk karena masih dikelola oleh masyarakat setempat. Paling bayar parkir kendaraan doang. Petilasan ini sekarang ramai dikunjungi wisatawan baik dalam atau luar negeri. Sering juga digunakan untuk prewedding. Kecil sih tempatnya, namun lumayan eksotis lah. Mirip seperti Taman Sari.
Setelah dari Situs Warungboto, kami makan pecel dan gado-gado di Sagan. Warung makan ini sudah terkenal sejak zaman saya kuliah di Jogja. Namanya 'gado-gado Bu Bagyo.'
Warung Bu Bagyo
Tempat ini selalu penuh pelanggan. Mulai orang kantoran sampai mahasiswa ngantri di tempat itu. Menu best sellernya gado-gado dan lotek. Namun warung ini juga menyediakan nasi goreng juga. Untuk minuman ada beberapa pilihan selain es teh. Jika ke tempat ini kalian bisa memilih es jeruk atau menu jus buah. O ya, jika nggak ingin makan besar di sini juga menyediakan es pisang ijo. Cukup kenyang porsinya. Kalau di Gado-gado Bu Bagyo, saya lupa diet deh. Bakwannya markotop.
Hotel Orlen
Jam 14.00 akhirnya saya dan Kakak Check in ke Hotel Orlen, sebuah hotel yang tak jauh dari Gado gado Bu Bagyo. Hotel ini berada di Yap Square, Jalan C. Simanjuntak. Meski hotelnya kecil, tapi buat saya cukup nyaman untuk menginap. Apalagi cuma gegoleran nonton TV plus ditinggal-tinggal melulu karena rencana kami akan ke toko buku setelah makan malam.
O ya, sementara si Kakak menikmati staycation, saya mengundang beberapa teman di kamar hotel. Kami belajar menulis cerita anak dari mbak Yayan Rika Harari. Doi adalah editor novel Laskar Pelangi yang terkenal itu. Sekarang beliau banting setir menulis cerita anak. Pokoknya nggak mau rugi deh saya. Menyenangkan hati si Kakak, namun ada hal lain yang bisa saya dapat.
Sampai Maghrib kami belajar menulis cerita anak. Setelah itu kami makan malam di Pondok Cabe, tempat makan favorit saya kalau ke Jogja
Pondok Cabe
Pondok Cabe ini buat saya jadi andalan kalau mau ketemuan sama temen. Harganya terjangkau, tempatnya cozy, dan pilihan makanannya banyak. Kalau masalah rasa sih sebenarnya standar, kalau menurut saya. Dengan uang 50 ribu kita bisa menikmati makan malam plus snack untuk dua orang.
Ada banyak menu yang ditawarkan. Mulai paket penyetan sampai paket snack dan minum. Kalau kurang puas ada banyak lauk yang bisa dipilih misalnya pepes jamur, tahu dan nila atau gurami ayam manis. Kalau hanya ingin mengudap ada roti bakar, pisang bakar, mendoan, roti jala, atau singkong keju. Pilihan minuman pun beragam. Mau float atau minuman jejamuan seperti kunir asem atau beras kencur ada di sana.
Setelah dari Pondok Cabe kami ke Gramedia, tak jauh dari tempat itu. Nggak lama kami di sana, si Kakak pengen balik hotel. Mau nonton drakor di KBS katanya …
Baru aja sampai hotel, seorang teman SMP menyambangi kami di hotel. Nggak tahunya bawa dua paket makanan dari Yoshinoya dan beberapa snack. Surganya Kakak banget itu. Drakor dan full of logistic.
Jalan Malioboro
Keinginan Kakak berikutnya adalah foto di Plang Jalan Malioboro. Sering ke Malioboro namun belum pernah sama sekali foto di tempat itu. Pagi banget kami ke Jalan Malioboro, memburu sepi aja.
Sebelum jam 05.30 kami sudah membelah jalanan. Jarak tempuh Hotel Orlen sampai Malioboro nggak nyampe 10 menit. Ternyata di tempat itu sudah mulai ada beberapa wisatawan yang berfoto-foto di Plang Jalan Malioboro.
Saya biarkan si Kakak sepuasnya foto di tempat itu. Beberapa kali sempat berpindah tempat, mencari spot foto yang Jogja banget. Lalu saya ketemuan dengan salah satu teman yang sedang berada di hotel sekitar Malioboro juga. Saya tawarkan ke Kakak mau kemana doi nggak mau. Pengen tidur lagi katanya. Alhasil setelah menikmati sarapan di hotel, kami pun naik menunggu waktu check out.
Ternyata si Kakak nggak jadi tidur. Doi scrolling instagram. Pengen ke Chingu Cafe, sebuah cafe bernuansa Korea. Banyak juga yang nyebut Little Seoul. Akhirnya kami pun berkemas sekitar jam 10.00. Mampir sebentar di tempat psikolog Kakak, lalu meluncur ke Chingu Cafe.
Chingu Cafe
Tempat ini berada di Jalan Pandega Karya 18 Jogjakarta. Satu deret dengan Warung Steak dan Kopi Tiam. Tempat ini mengutamakan kenyamanan pengunjung. Mau masuk ke gedungnya kami harus antri di luar.
Kami diminta menulis nama dan berapa orang yang akan makan di tempat itu. Ada beberapa pilihan, di ruang ber AC atau tidak. Untungnya kami antre nggak terlalu lama.
Masuk ke tempat ini saya maklum kenapa Kakak pengen banget di tempat ini. Ada foto Park Bo Gum di sana. Rasanya memang kayak main ke tempat syuting drama korea.
Tempat ini dipenuhi oleh remaja seusia Kakak. Ya wajar saja. Spot foto begitu banyak. Wong saya aja girang banget bisa foto-foto melulu.
Nah … giliran lihat menu, saya yang rada puyeng. Untuk ukuran saya ya agak bunyi lah makanannya. Ngeluarin uang 150k masih belum kenyang hahahaha … Tapi tetep worthed sih menurut saya. Masakan dan minumannya ala Korea banget lah. Udah gitu sudah ada sertifikasi halal pula.
Pengen juga nanti, kalau semuanya sudah aman kami sekeluarga makan di sana. Ada banyak pilihan menu yang ditawarkan yang namanya aja saya nggak bisa nyebutin. Waktu itu cuma dipilihin si Kakak aja.
O ya, saya terkesan banget sama minumannya. Es teh dikasih manisan jeruk. Rasanya beda banget. Lagi-lagi, saya nggak tahu namanya.
Meski traveling ke kota yang biasa dikunjungi, namun cukup membuat saya terhibur. Bisa mengembalikan tawa si Kakak, membuatnya tak menyesal gagal pergi bareng gengnya itu satu kebahagiaan buat Mamak protektif. Ini semua menjadi permata pengalamanku dan si Kakak yang tak bisa dilupakan.
asyik ya bisa jalan2, oh ya situsnay itu bikin penasaran, keren
BalasHapus