Assalamualaikum temans,
Kalau pas berkunjung ke Semarang nengok mertua, saya dan keluarga pasti nyempetin main ke Kota Lama. Buat saya dan anak-anak, Kota Lama tuh selalu jadi tujuan wisata keluarga buat kami, dengan dua anak remaja.
Anak-anak yang sudah remaja kan nggak butuh lagi area luas buat lari-larian, atau puas-puasin main air. Yang mereka butuhkan ya eksis di media sosial dong. Rata-rata remaja sekarang kan takut kalau nggak sama dengan temen-temennya yang selalu update kemana aja mereka pergi. Jadi kalau sekarang main sama anak-anak udah nggak rempong lagi. Udah ketahuan maunya ngapain.
Jadi, kalau berwisata ngajak anak-anak yang sudah remaja apalagi coba yang dicari kalau bukan tempat-tempat yang instagramable? Mereka akan sibuk cari spot sendiri-sendiri. Terkadang spot yang menarik buat saya dipandang B aja oleh anak-anak. Begitu juga sebaliknya. Spot yang menurut saya jelek, bagi anak-anak bisa jadi sesuatu yang unik.
Kalau si Adek diajak wisata spot foto gitu, doi ya ngikut gimana si Kakak aja. Tugasnya tuh nemenin. Difoto juga kurang suka. Kecuali kalau si Kakak yang maksa. Tapi begitu mau difoto, dia bakal tampil maksimal. Printilannya banyak. Berpuluh-puluh foto akan diulang kalau dia merasa belum sreg. Entah senyumnya kurang bagus, matanya nggak fokus. Pokoknya ada aja yang dikomenin.
Sementara kalau si Kakak suka pada spot foto yang agak horor. Sayanya sudah merinding disko, dianya ngajak aja ke gedung-gedung tua yang suasananya bikin bulu kuduk berdiri. Pernah suatu saat, lebaran hari pertama, sudah sore pula, dia ngajak ke Kota Lama. Alasannya, biar feel horornya dapet.
Bener aja. Sampai di Kota Lama menjelang jam 17.00. Kami mengejar cahaya supaya nggak horor-horor amat. Dia kegirangan nemuin spot-spot horor, sementara saya celingukan, berharap ada orang yang lewat. Ya namanya juga lebaran hari pertama. Untuk umat muslim biasanya masih riweh dengan urusan silaturahmi dengan sanak saudara.
Kami sempat bertemu dengan wisatawan yang memang memanfaatkan momen menghindari keramaian. Nggak berapa lama, mereka juga kabur. Mungkin ngerasain bulu kuduk yang mulai berdiri seiring cahaya kian meredup.
Nah ... Lebaran berikut, si Kakak minta ke Kota Lama lagi. Namun kali ini nggak nyari spot horor lagi. Banyak perubahan yang menjadikan Kota Lama makin diminati oleh wisatawan.
Hanya selisih setahun banyak banget perubahan yang membuat Kota Lama makin menyenangkan untuk dikunjungi.
Berbagai cafe bertebaran, spot foto makin banyak, Lebaran hari pertama tahun lalu Kota Lama pun ramai oleh wisatawan dadakan. Ada yang sekadar lewat kemudian mampir. Ataupun sengaja ke sana seperti kami saat itu.
Beberapa masyarakat pun menyediakan spot foto. Tinggal membayar Rp. 10.000,- atau Rp. 15.000,- bisalah foto romantis bersama pasangan atau keluarga. Kalau pengen yang gratisan sepanjang area jalanan bisa jadi spot foto yang menarik.
Lebaran tahun ini kami melewatkan momen berkunjung ke wisata Semarang. Pandemi membuat saya dan keluarga tidak mengunjungi sanak saudara satupun. Bagaimanapun juga kami menjaga supaya semuanya tetap aman dan nyaman.
Stay Safe and Keep Healthy ya temans
Kota Lama Semarang memang selalu ngangeni ya mba..dan buat yg hobi berpose atau seperti saya yg lebih suka di belakang kamera, spot2 keren di sana selalu memanggil-manggil..hehe..
BalasHapus