cr : free images |
Berpuluh tahun yang lalu kota kecil saya hawanya sejuk banget. Keluar rumah pukul sepuluh pagi saja rasanya masih tak terlalu panas. Sekarang keluar rumah pukul sembilan saja rasanya sudah malas. Apalagi kalau jalan kaki. Rasanya seperti cahaya matahari yang menusuk kulit. Seperti yang saya rasakan saat tinggal di Semarang.
Rasanya bumi ini semakin tua. Bumi juga tak baik-baik saja. Hal ini ditandai dengan berbagai macam perubahan yang ekstrem tentang musim dan cuaca. Dulu begitu mudah kita menentukan bahwa musim penghujan akan datang di bulan Oktober sampai Maret dan Musim Kemarau bakal datang di bulan April sampai September.
Beberapa tahun belakangan saya tak melihat petani di sekitar rumah saya menanam tembakau. Hal ini dikarenakan tembakau bakal mudah layu dan membusuk daunnya jika terkena air hujan. Tentu saja hal itu merugikan petani karena modal awal untuk menanam tembakau sudah cukup besar. Belakangan petani di sekitar rumah saya menanam padi, palawija, ataupun sayur-sayuran dan buah-buahan. Meskipun sebenarnya tanaman-tanaman ini tak aman dari cuaca ekstrim. Sering kali saya lihat tanaman padi tinggal beberapa hari dipanen ambruk karena angin yang sedemikian kencang.
Fakta dan Kondisi Terkini di Indonesia
Saat ini kondisi hutan di Indonesia sedemikian berbeda. Dulu Indonesia dikenal sebagai paru-paru dunia saat Pulau Sumatera, Kalimantan dan Papua masih banyak hutan yang terjaga. Semakin lama dengan perkembangan industri hutan-hutan di Indonesia pun mengalami berbagai eksploitasi. Belum lekang di ingatan kita saat Pulau Sumatera mengalami kabut asap ketika banyaknya pembakaran hutan untuk membuka lahan. Bahkan asap ini sampai mengganggu ke negara tetangga. Data dari IPBES menunjukkan bahawa Indonesia kehilangan 680 ribu hektar setiap tahunnya berubah menjadi lahan perkebunan, tambang dan berbagai macam kebutuhan industri. Luas banget ya?
Adanya alih hutan dan berkurangnya lahan Indonesia ditambah berbagai macam efek perubahan lingkungan dan cuaca mengakibatkan peningkatan jumlah emisi karbon yang berkelanjutan. Tentu saja hal itu berdampak pada manusia, khususnya masyarakat di Indonesia. Berbagai bencana datang silih berganti karena deforetisasi. Kebakaran hutan, kekeringan, longsor, banjir, sampai datangnya gelombang panas adalah sebagian kecil dampak yang timbul karena abai terhadap lingkungan hidup. Apakah manusia akan membiarkan krisis terhadap lingkungan hidup terus berjalan?
Dampak Emisi Karbon
Emisi karbon adalah proses alami ataupun dipicu oleh aktivitas manusia dari karbon dioksida ke atmosfer. Saat ini jumlah jejak karbon di atmosfer sudah pada tahapan tak bisa diserap secara alami. Emisi karbon sendiri merujuk pada pembakaran segala senyawa yang mengandung karbon seperti CO2, kayu dan bahan bakar hidrokarbon.
Ada berbagai dampak buruk yang diakibatkan oleh emisi karbon diantaranya :
Dampak bagi lingkungan
- Adanya peningkatan suhu bumi pertahun. Permukaan laut meningkat karena adanya salju di kutub dan cakupan gletser yang akan berkurang. Hal ini meningkatkan potensi banjir di wilayah pesisir pantai dan abrasi juga makin meningkat karena lapisan-lapisan es yang makin mengecil.
- Curah hujan yang makin tinggi, potensi hujan lebat dan badai makin sering terjadi. Hal ini menyebabkan potensi banjir pun kian meninggi
- Peningkatan frekuensi dan besaran gelombang panas akan mempertinggi resiko terjadinya kebakaran hutan.
- Iklim yang tak menentu, terlebih iklim yang hangat akan membuat satwa liar mengalami stress yang cukup parah.
- Cuaca yang tak stabil dan timbulnya berbagai bencana alam yang diakibatkan oleh perubahan iklim dan pemanasan global
Dampak bagi kesehatan
- Meningkatnya emisi karbon berdampak pada kesehatan tubuh manusia. Naiknya suhu bumi dan kondisi cuaca yang ekstrim sering menimbulkan penyakit baru. Selain itu, ada risiko dehidrasi dan sengatan panas yang bisa berakibat fatal.
- Penurunan kualitas udara menyebabkan masalah pernapasan dan kardiovaskular yang serius serta jenis kanker tertentu. Selain itu resiko penyebaran penyakit meningkat melalui air, makanan, dan hewan pengerat
Dampak bagi ekonomi
- Adanya dampak ekonomi seiring dengan meningkatnya jejak karbon bumi. Kondisi cuaca yang tidak pasti mempengaruhi lahan, hutan, pariwisata dan kegiatan lainnya.
- Efek kesehatan akan meningkatkan beban dan tekanan pada ekonomi dan situasi sosial.
- Kondisi cuaca ekstrim yang mengakibatkan peningkatan emisi karbondioksida merusak infrastruktur seperti jalan, jembatan, telepon atau tiang listrik.
- Mencairnya lapisan es dan kemungkinan kenaikan permukaan laut lebih lanjut juga mempengaruhi mata pencaharian penduduk lokal dan kesulitan dalam mengembangkan sumber daya alam.
#BersamaBergerakBerdaya meminimalisir emisi karbon dengan membenahi diri sendiri dalam menjaga lingkungan
Kalau sudah mengetahui begitu parahnya bumi kita, tentunya sebagai manusia yang beradab perlu banget kita melakukan hal-hal yang sederhana. Tentu saja tak hanya berbicara saja, tapi memulai langkah-langkah kecil dari diri sendiri. Ada banyak hal kecil yang memiliki dampak besar kok, asal dilakukan secara konsisten
Mengonsumsi makanan sehat
Tahu nggak sih, kalau mengonsumsi buah dan sayuran, dan mengurangi mengonsumsi makanan import menjadi salah satu langkah kecil untuk bergerak dan berdaya dalam meminimalisir emisi dan membenahi diri dalam menjaga lingkungan? Akan lebih baik lagi jika membeli makanan dari petani lokal atau menanam sendiri sayuran dan buah di lahan meskipun terbatas. Selain memenuhi ketahanan pangan untuk keluarga, hal itu juga menjadikan penghijauan untuk lahan terbatas di rumah kita. Semakin banyak penghijauan maka makin banyak oksigen yang dihasilkan oleh tumbuhan. Jangan lupa untuk konsumsi makanan secukupnya saja ya? Jangan sampai ada makanan yang terbuang.
Hemat energi
Mengurangi pemakaian laptop, ponsel, dan perangkat komputer lainnya, atau hanya digunakan sesuai kebutuhan menjadi salah satu cara untuk menghemat energi. Tak lupa untuk mematikan lampu di siang hari serta peralatan listrik jika tak digunakan, seperti televisi, AC, kipas angin, charger ponsel dan lainnya.
Menggunakan kendaraan bermotor secara bijak.
Jalan kaki atau bersepeda merupakan salah satu langkah bijak mengurangi emisi karbon jika bepergian dalam jarak yang kurang dari 2km. Selain membuat tubuh lebih bugar, hal itu bisa membuat kita mengurangi frekuensi penggunaan kendaraan pribadi. Gunakan saja transportasi umum jika hendak bepergian dalam jarak tempuh yang cukup jauh. Jika harus menggunakan kendaraan bermotor, ada baiknya mengajak teman atau pasangan jika bepergian dengan tujuan yang searah. Tak hanya hemat secara finansial. Namun juga mengurangi polusi udara.
Hemat air
Gunakan air bersih sesuai dengan kebutuhan. Tak perlu mandi menggunakan bathub karena air yang akan terbuang cukup banyak. Gunakan shower atau gayung secukupnya saja.
Menggunakan produk daur ulang
Biasakan untuk membawa tas dari rumah saat berbelanja. Hal ini menjadi salah satu cara meminimalisir penggunaan tas plastik yang saat ini banyak dilakukan di berbagai warung, toko, atau pusat perbelanjaan. Jika membeli produk dengan wadah atau toples, sebisa mungkin gunakan kembali barang-barang tersebut, misalnya untuk food preparation. Jangan lupa pula untuk membawa tumbler atau botol minuman sendiri dibanding membeli air dalam kemasan. Tentunya hal itu bisa mengurangi sampah yang tak mudah diurai oleh organisme.
Memisahkan sampah dan pemanfaatan limbah
- Pisahkan sampah rumah tangga dan sampah non organik. Jika sampah itu tak bisa dimanfaatkan sendiri, ada baiknya diserahkan kepada bank sampah. Relawan bank sampah biasanya akan mengirimkan kepada perusahaan yang mendaur ulang sampah-sampah non organik.
- Sampah organik bisa dijadikan pupuk kompos. Setelah dipisahkan dari sampah non organik, tempatkan limbah rumah tangga tersebut dalam sebuah wadah, kemudian timbun dengan tanah. Lalu siram dengan air kemudian dicampur dengan arang sekam dan kapur pertanian. Setelah itu disiram dengan air yang telah dicampur dengan cairan pupuk,. Masukkan lagi tanah ke dalam wadah, lalu tutup rapat selama tiga minggu.
- Menanam pohon dan penghijauan di berbagai tempat meski terbatas untuk membantu mengurangi emisi karbon dan gas rumah kaca yang sering dihasilkan oleh manusia.
Apa yang akan saya lakukan #UntukmuBumiku jika menjadi orang yang memangku jabatan
Berandai-andai jika saya memiliki power dalam pengambilan keputusan negara yang terkait dengan lingkungan hidup. Di luar penanganan sampah yang saat ini belum sepenuhnya tertangani. Sekarang saya lihat sudah mulai banyak pengelolaan sampah organik dan non organik di setiap perumahan atau perkampungan. Ada baiknya kita mencontoh negara tetangga yang mengenakan denda atau hukuman tertentu bagi masyarakat yang tertangkap basah membuang sampah sembarangan. Tentu saja hal itu butuh effort yang tinggi dari berbagai lapisan masyarakat.
Lalu mengenai penyelamatan lingkungan yang paling krusial menurut saya adalah melakukan konservasi hutan secara besar-besaran. Setiap kali ada pembukaan lahan untuk industri, perusahaan yang terkait harus mencari ganti lahan untuk ditanami pohon dan tentu saja memantau perkembangannya sehingga menjadi hutan pengganti untuk lahan yang dibuka untuk industri. Ada pengawasan dari pihak-pihak yang terkait yaitu dengan penegak hukum. Jika mereka melanggar, ada konsekuensi hukum yang berlaku. Dan tentunya harus ada undang-undang yang lebih kuat untuk memiliki ketegasan seperti itu.
Selain tentang hutan, saya dan segenap jajaran dalam departemen lingkungan hidup melakukan konservasi terhadap hewan atau satwa liar. Bekerjasama dengan pihak swasta atau lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang penyelamatan satwa liar. Kan ada juga tuh influencer atau selebritis pecinta satwa. Kampanye tentang lingkungan hidup perlu banget lebih digalakkan melalui berbagai sosial media.
Dan yang terakhir adalah edukasi tentang ketahanan pangan. Bekerjasama dengan dinas-dinas terkait perlu banget pemahaman swasembada pangan kembali digalakkan. Tak hanya berhenti di edukasi saja. Namun ada pelatihan secara menyeluruh tentang ketahanan pangan ini. Setiap rumah diharapkan memiliki lahan meskipun terbatas untuk menanam buah maupun sayuran. Tak hanya terkait dengan pertanian. Perikanan dan peternakan juga perlu banget digalakkan untuk memperbaiki ekosistem yang ada saat ini. Penting bagi masyarakat sekarang tak hanya berpikir tentang perdagangan saja. Namun kembali ke alam untuk konsumsi dan gaya hidup akan banyak mengubah tatanan masyarakat yang saat ini cenderung abai terhadap bumi.
Jadi teman-teman, melihat keindahan dan merasakan kenyamanan dan kesejukan di dunia ini perlu effort yang tinggi lho. Ada peran serta masyarakat secara luas di dalamnya. Gimana, team up for impact? Kalau #BersamaBergerakBerdaya versi kalian apa nih? Boleh dong, tulis di kolom komentar ya?
Tidak ada komentar:
Mohon tidak meninggalkan link hidup di komentar ya? Terima kasih