Februari 2025 - Jurnal Hati Irfa Hudaya

Sabtu, 22 Februari 2025

Surat Untuk Mbak Uniek : Rollercoaster 10 Tahun Menjadi Seorang Blogger
Asus Vivobook


Assalamualaikum Mbak Uniek …

Sejujurnya aku lupa kapan mulai mengenalmu. Mungkin saja pertemuan kita pertama kali saat kopdar komunitas kepenulisan yang pertama kali kuikuti di Semarang. Entah di Tembalang atau di area Semarang bawah. Aku benar-benar lupa. Akan tetapi yang aku ingat. Kita pernah berada dalam satu kelas kepenulisan offline yang sama. Sebuah kelas kecil. selama dua jam kita belajar bareng. Setelahnya aku mampir ke rumahmu untuk pertama kali. 

Lalu di suatu masa. Saat itu pertengahan tahun 2013. Aku mengantar anak-anak berlibur ke Semarang. Seperti biasa, jika aku mengunjungi suami. Aku bakalan menghubungimu. Sekedar ngobrol ngalor ngidul yang nggak mesti ada bekasnya di ingatan. Atau spill the tea, ngobrolin hal-hal seru dan ngomentarin. Kebetulan hari itu kamu nggak kemana-mana. Lantas woro woro ke grup kepenulisan dimana aku pun ikut serta. Lantas beberapa dari kita bersemangat untuk ngumpul.

Tapi hari itu tak seperti biasanya. Bayangan untuk haha dan hihi kabur sudah. Saat itu kamu memperkenalkan kami sebuah alternatif kegiatan menulis di media digital selain menulis buku. Kamu memperkenalkan pada ngeblog, menulis di weblog yang buatku masih terasa asing.

Hanya saja pikiranku yang masih ‘cupet’ menganggap remeh hal itu. Buatku itu bukan hal yang bisa diseriusi. Saat itu aku masih begitu mendewakan penulis buku sebagai profesi literasi yang bisa dipandang oleh khalayak. Bagiku saat itu. Dari dunia perbukuan, penulis yang paling tinggi kastanya ya penulis novel. Itulah mengapa aku pengen banget menjadi penulis novel. Saat melihat kesempatan itu ketika bergabung dalam komunitas-komunitas kepenulisan. Aku pun mengejarnya. Masih begitu bernafsu ingin melihat sebuah buku yang menggores namaku sebagai penulisnya di sebuah rak-rak toko buku.

Dan memang Mbak Uniek …
Di sebuah komunitas kepenulisan lain aku menemukan guru. Mendapatkan motivasi yang paling bisa mendorongku untuk terus berlatih. Dalam kepalaku, berkelindan rasa ingin memberikan bacaan yang sesuai umur untuk anak yang mulai ABG. Hal itu membuatku bergelora, benar-benar berusaha selama dua tahun mematangkan tulisan-tulisan. Sayangnya proses-proses itu tak saya dokumentasikan lewat media digital.

Suatu kebetulan di akhir tahun 2013 seorang teman kuliah yang memiliki usaha sewa domain dan hosting membuatkanku blog. Karena pemikiranku yang masih terbatas bahwa seorang penulis itu ya karyanya masih berupa buku fisik. Aku pun mulai menulis blog hanya untuk curhat. Seperti menulis sebuah diari sekadar mengisi waktu luang sambil menjaga kios laundry yang sepi. Itu pun tak setiap bulan diisi. Lebih senang membawa laptop untuk maraton nonton drakor. Dan berlatih untuk menulis fiksi.

Mbak Uniek sayang,
Seperti yang pernah aku ceritakan padamu. Dua tahun berkutat dengan dunia tulis menulis aku memulai karir kepenulisan melalui beberapa audisi antologi. Tahun 2014 betapa hepinya aku saat mendapatkan kesempatan untuk menulis buku solo. Dalam angan-angan, tergambar di mataku bakalan ada buku solo dengan nama Irfa Hudaya sebagai penulisnya yang bertengger di rak toko buku terkenal

Aku juga sudah membayangkan royalti yang bakal diterima jika buku best seller. Betapa panjang angan ini bisa membeli ini itu dari passive income ini. Akan tetapi yang jauh dari bayangan. Proses buku sampai nangkring di rak toko buku ternyata sedemikian panjang. Tidak hanya hitungan bulan. Akan tetapi bisa sampai menghitung tahun.

Pertemuan dengan teman-teman blogger Semarang

Asus Vivobook
cr : FB Uniek Kaswarganti

Mbak Uniek,
Aku perlu berterima kasih padamu untuk satu hal ini. Jika bukan karenamu yang ngebawelin aku untuk ngopeni blog mungkin saja pikiranku masih terkungkung seperti katak di dalam tempurung. Setiap kali liburan ke Semarang bayanganku bakalan sekadar berjumpa, ngobril sambil dlosoran. Dirimu selalu saja menjejaliku untuk ngeblog. Bukan hanya aku. Akan tetapi teman-teman lain yang memiliki ketertarikan di bidang kepenulisan.

Nah … Bukan Mbak Uniek namanya kalau nggak ngajak temen-temennya belajar sesuatu. Sering kali dirimu ngajak temen-temen kopdar dan bertukar ilmu. Sebelumnya setiap kali kopdar bertukar ilmu tentang kepenulisan. Sejak saat itu kamu mengenalkan weblog. Mengajari setahap demi setahap membuat blog yang newbie friendly.

Tak lupa kamu juga mengompori kami dengan pekerjaan-pekerjaan yang bisa didapat ketika ngeblog. Berapa rupiah yang bisa didapat jika blog sudah mendapatkan kepercayaan dari klien. Membandingkan royalti yang didapat enam bulan sekali sementara uang dari blog bisa didapat secepatnya setelah artikel di blog tayang. Namanya perempuan. Ada iming-iming rupiah bikin semangat jadi naik kan? Ah … dasar mbak Uniek. Kamu bener-bener kompor meleduk.

Entah suatu kebetulan atau tidak. Blog yang dibuatkan temanku ada masalah. Sebagai orang yang ‘nol puthul’ mengenai blog harus berurusan dengan wordpress tuh jadi kehilangan semangat. Obrolan denganmu inilah yang membuatku mengambil keputusan untuk memakai platform blogspot. Oktober 2015 aku menandai hijrah ini. Dari irfahudaya.com ke irfahudaya.net.

Aku selalu mengingat kata-katamu, Mbak Uniek.
“Sing penting diisi sik, Yu. Biar orang tahu kamu tuh nggak cuma nulis buku aja. Di blog itu nanti ya bisa support kamu sebagai penulis buku.”
Manusia satu ini memang selalu bikin aku mikir. Betul juga ya, apa yang kamu katakan, Mbak Niek. Wong bukuku yang ketiga juga awalnya tulisan release kesedihan ketika menunggu Ibuk alm yang berada di ICU. Sebuah curhatan di blog dan dibaca oleh seorang redaktur. Saat itu susah sekali meneruskan draft novel kedua. Seharusnya mulai menuliskan bab-bab tentang kebahagiaan. Namun satu sisi aku melihat napas Ibuk mulai memberat. Saturasi oksigen yang turun terus. Dan kesadaran dari kondisi somnolence menuju koma.

Memulai dengan Bismillah

Mbak Uniek, tahun 2015 kamu masih meracuniku dengan berbagai job yang sudah kamu dapatkan. Diam-diam aku iri pada pencapaianmu. Meskipun tak sampai membuatku hasad. Aku salut padamu. Meski kamu masih ngantor, kamu tetap rajin ngeblog. Tetap bisa ikut event blogger bahkan sampai luar kota. Ternyata segala yang kamu raih membuatku berpikir. Usaha takkan mengkhianati hasil. Apa yang kau dapatkan tentu saja karena kegigihanmu.

Akhir tahun 2015 aku pun memulainya dengan sebuah hijrah. Dari www.irfahudaya.com menjadi www.irfahudaya.net. Dari wordpress menuju blogspot. Awal tahun 2016 aku pun mulai rajin mengisi tulisan di www.irfahudaya.net. Paling tidak dalam satu minggu ada satu tulisan yang saya unggah. Entah sekadar curhat atau fenomena yang terjadi dalam masyarakat. Perlahan namun pasti aku mulai mendapatkan content placement.

Aku ingat banget Mbak,
Content placement pertama yang kuterima mendapatkan fee kurang dari Rp.100.000,-. Bukan main senangnya aku. Tentu saja itu bukan yang terakhir. Meski fee memang benar-benar cuma buat jajan anak-anak perlahan namun pasti berdatangan pekerjaan dari content placement. Hal itu membuatku makin rajin mengisi konten.

Komunitas Blogger pertama yang kuikuti ya Blogger Gandjel Rel. Kamu pun menyarankan untuk bergabung dengan blogger Jogja karena lebih dekat dengan rumah. Networking itu penting. Begitu katamu. Meski insecure dengan meriahnya para blogger di Jogja. Aku pun mulai ikut event-event yang diadakan oleh komunitas-komunitas blogger. Meski tak ada fee. Paling penting buatku saat itu adalah dikenal orang. Sering kali pekerjaan dari event-event didapat karena pertemanan. Begitu pesanmu.

Benar saja Mbak,
Aku pun mulai mendapatkan kesempatan untuk mengikuti berbagai event. Awalnya sekadar mendapatkan uang transportasi. Lama-lama pun mulai mendapatkan fee yang menurutku cukup besar. Dengan artikel sekitar seribu kata. Blog ku mulai menghasilkan angka yang cukup lumayan setiap bulannya. Intensitasnya memang belum tinggi. Akan tetapi aku sudah mulai berpikir untuk serius nge-blog

Ngeblog Membantu Finansial Keluarga

Mbak Uniek, pernah nggak ya aku cerita padamu tentang hal ini?
Di akhir tahun 2016 suamiku kehilangan pekerjaan. Hampir setahun suami harus berkejaran dengan umur melamar pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya. Di saat itu pula tanpa aku harus menjadi tulang punggung keluarga.

Pendapatan dari royalti hanya datang enam bulan sekali. Meski ada beberapa buku yang memberikan passive income. Tetap saja tak cukup untuk membiayai kehidupan. Mau minta tolong ke saudara rasanya segan. Untuk berhutang ke lembaga keuangan pun tak berani karena takut tak bisa bayar cicilan.

Meski tak ada kepastian bahwa bulan depan bakal dapet job atau tidak. Ngeblog ternyata membantu menopang kebutuhan rumah tangga meski tak lantas mencukupi semuanya.

Masih terekam dalam ingatan berapapun fee yang ditawarkan oleh klien melalui email maupun WA grup bakal aku ambil. Tak peduli seberapa jauh event blogger yang memberikan fee atau sekadar transportasi aku jabanin. Mau malam hari pun aku selalu oke setiap ada tawaran. Bahkan ngeblog sampai ke Semarang pun aku iyain. Terbayang di kepala anak-anak tak hanya perlu makan. Ada SPP maupun kebutuhan lain yang tak bisa menunggu untuk dibayarkan.

Pontang pantingnya ngeblog menerbitkan rasa terima kasih pada mereka yang telah memberikan jalan untuk tetap tegak menjadi tulang rusuk dan tulang punggung. Hal yang aku syukuri di hari itu adalah ada pintu-pintu rezeki lain yang Allah datangkan di saat pemasukan utama tertutup. Tak hanya dari ngeblog. Di saat itu aku juga mulai mengoptimalkan media sosial untuk mendukung kegiatan nge-blog ini.

10 Tahun Ngeblog, Apa yang Sudah Dihasilkan?

asus vivobook


Aku selalu senang mendengarmu bercerita tentang karir perngebloganmu, Mbak Uniek. Bagaimana kamu dikenal banyak klien bahkan dipercaya menjadi penanggung jawab event. Suka duka jadi PJ event kudu ngejar-ngejar blogger yang hobinya nulis mepet deadline. ada juga yang kerjaannya jauh dari brief bahkan ngeyel meski salah. Aku suka dengan pengendalian emosimu kalau ada masalah dalam sebuah event. Ini juara banget.

Lalu bagaimana denganku selama 10 tahun menggeluti dunia blogger? Jika membayangkan materi atau barang-barang yang nampak dan bisa diperlihatkan sebagai pencapaian tentu saja kegiatan ngeblogku ini masih jauh dari orang lain. Bagiku ada hal-hal yang bersifat non materi yang didapatkan.

Ilmu yang bermanfaat

Meski merasa jauh dari kemampuan teman-teman yang lain, manfaat paling besar yang kudapatkan adalah ilmu. Bukan hanya saat ngoprek blog sendiri. Akan tetapi aku juga banyak mendapatkan insight dari artikel-artikel yang diunggah oleh teman-teman blogger. Tak hanya terkait dengan blog. Ilmu tentang kehidupan banyak sekali bertebaran di postingan blog.

Mendapatkan teman dan sahabat yang tulus

Berada dalam pekerjaan yang sama, merasa senasib sepenanggungan. Saling bertanya pada hal-hal yang tak dimengerti aku rasakan saat mengenal teman-teman sesama blogger. Bahkan ada salah satu blogger yang begitu ringan tangan jika blogku bermasalah. Japri tanpa basa basi, keesokan harinya blogku sudah normal kembali.

Pembelajaran bagi anak-anak

Anak-anak melihat bagaimana ibunya bekerja. Mereka tahu dalam sehari ibunya bisa mengerjakan tiga artikel. Mereka tahu wira wiri luar kota dengan sepeda motor itu sangat melelahkan. Hal ini membuat simpati dan empati mereka terlatih. Anak-anak jadi begitu berhati-hati dengan penggunaan uang. Tanpa banyak bicara mereka belajar literasi keuangan dari apa yang dilihat. Di luar kuasa Allah tentang konsep rezeki, mereka tahu bahwa apapun bisa diusahakan sepanjang manusia mau mengerjakannya.

Ada masa-masa aku up and down dalam dunia perblogeran. Apalagi jika terkait dengan pendampingan anak-anak. Bukan hal yang bisa ditiru ya, kalau aku tiba-tiba off ngeblog hampir setengah tahun. Kondisi mental sering kali menjadi hambatan. Tentu saja itu menjadi PR tersendiri untuk menstabilkan pengelolaan emosi.

Asus dan Blogger

Mbak Uniek, 
Menjalin pertemanan yang baik dan dapat dipercaya sering kali menjadi jalan diajak untuk nge-job baik content placement ataupun nge-event. Ini yang aku rasakan. Seperti tahun 2023 saat aku bercerita padamu untuk kedua kali suami kehilangan pekerjaan. Aku sedang dalam kondisi kesulitan finansial saat itu. Kamu tidak memberi ikan, namun memberi kail. Itu sangat aku apresiasi. Tawaranmu mengikuti event blogger Asus di Semarang selalu aku iyakan. Meski aku bukan blogger tekno yang jago ngereview produk. Dari event blogger ASUS aku belajar banyak.

Aku ingat banget pertama kali ikut event blogger ASUS ngereview ASUS TUF Gaming 15. Setelah itu event review dan Blogger ASUS gathering yang diadakan di Semarang aku nggak pernah absen.

Kok semangat banget sih, ikut eventnya ASUS?
Ini juga karena berbagai cerita-ceritamu, Mbak Niek. Kamu sering banget ikut Blogger Gathering ASUS di Jakarta. Seingatku jarang banget kamu absen dalam kegiatan ini kan?

Aku masih ingat ceritamu di suatu siang. Aku lupa tahun berapa. Seingatku masih di masa covid. Saat semua kegiatan event terhenti. Kamu bilang, kamu kangen dengan event blogger. Menurutmu, Asus menjadi salah satu brand yang paling sering mendukung kegiatan blogger di Indonesia. Tak jarang ASUS menjadi sponsor kegiatan blogger bahkan di daerah sekalipun.

Sering banget berseliweran di medsos tentang lomba-lomba blog dengan hadiah utamanya laptop dari ASUS. Tentu saja hal itu menyemangati para blogger untuk berkompetisi bukan? Aku pun sempat beberapa kali mengikuti lomba-lomba tersebut meskipun laptop ASUS belum menjadi rezekiku.

Ternyata pepatah witing tresno jalaran soko kulino memang benar adanya, mbak Niek. Seringnya mengikuti event blogger ASUS di Semarang membuatku jatuh cinta pada laptop ASUS. Pernah suatu kali punya wishlist bisa kasih anak-anak laptop ASUS minimal untuk office.

Alhamdulillah, tahun lalu wishlistku terpenuhi meski melewati drama dulu. Laptop lamaku tiba-tiba LCD nya rusak. Kalau aku harus reparasi kok sayang banget karena harga LCD mahal juga. Apalagi laptopku memang sudah bekerja untukku selama sembilan tahun.

Akhirnya dengan sejumlah dana yang ada. Terbelilah Vivobook A1400KA.
Sebenarnya aku ingin beli seri E410KA. Spesifikasi keduanya tak jauh beda. Sejujurnya aku pengen beli seri itu karena warna-warnanya yang feminin. Tapi mengingat yang akan banyak memakai laptop baru ini adalah Adek yang sudah mulai kuliah. Jatuhlah pilihanku pada Vivobook A1400KA warna hitam.

Vivobook 14 A1400KA

asus vivobook


Mbak Uniek,
Aku sekarang bisa nih pamer sama kamu kalau udah pakai produknya ASUS. Nggak lagi kudu merapat ke dekat stop kontak gegara baterai laptop yang lowbatt. Karena laptop ini buatku cukup awet baterainya saat penggunaan normal. Menurutku Vivobook 14 A1400KA ini merupakan laptop entry level yang cocok dipakai untuk komputasi dasar. Sebagai orang yang bekerja dengan kebutuhan mengetik, mengolah data, hingga desain ringan tidak membutuhkan laptop dengan spek dewa. Dibekali processor Intel Celeron N4500 dengan RAM 8GB DDR4 serta memori internal SSD 256 GB NVMe laptop ini sudah sangat layak dalam membantu segala pekerjaan. Dipakai untuk multitasking pun sama sekali nggak lelet.

Layar laptop 14 inch ini sudah cukup lebar buat Adek. Dibekali Nanoedge display dengan tampilan imersif membuat Adek sangat nyaman menggunakan latop ini. Kebutuhannya menggunakan laptop saat ini masih seputar mengerjakan tugas atau membuat video-video dengan durasi pendek. Terkadang ia pun menggunakan laptop untuk ngegame. Setidaknya untuk hiburan anak kuliahan pun laptop yang sudah dibekali Windows 11 dan Office 2021 ini tidak mengecewakan.

O ya, Mbak Uniek,
Ternyata untuk laptop entry level Vivobook 14 A1400KA anti silau juga lho. Sering kali aku menggunakan laptop ini di foodcourt yang punya konsep semi terbuka. Aku masih tetep aja nyaman dan betah.

Laptop ini begitu tipis. Kurang dari 20mm, sehingga ditenteng kemana-mana terasa ringan. Selain itu suara yang dihasilkan pun jernih. Kalau pas gabut nonton youtube atau ngedrakor suara cukup jernih. Dengan teknologi Ai noise cancelling mic mampu meredam kebisingan jika sewaktu-waktu ada meeting dadakan via zoom ketika berada di luar rumah.

10 tahun Komunitas Blogger Gandjel Rel

asus vivobook
cr : www.gandjelrel.com


Mbak Uniek, Aku bersyukur dicemplungkan olehmu di Komunitas Blogger Gandjel Rel. Sebuah komunitas blogger perempuan yang berada di Semarang. Ternyata bersama komunitas ini aku bertumbuh. Memang jauh dari Muntilan kota kecil dimana aku tinggal. Jika mengendarai motor perlu waktu 2,5 sampai 3 jam untuk mencapai kota Semarang. Meski tak setiap event yang dibuat aku bisa ikut serta. Namun akan aku usahakan untuk mengikuti event nya jika waktunya pas.

Hatiku sudah terpaut sejak lama. Positive vibes yang ditebarkan oleh Komunitas Gandjel Rel membuatku betah terus berkomunitas. Di usia yang menjelang setengah abad ini harapanku masih bisa mengikuti berbagai kegiatan yang diinisiasi oleh Blogger Gandjel Rel Semarang dan tetap konsisten bergerak dan bermanfaat di bidang literasi.

Terima kasih telah menyediakan rumah dan halamannya untuk berkarya. Untuk hati yang lapang supaya kami tetap menjalin kreasi dan inovasi bersama. Semoga karunia-Nya selalu memberikan berkah untuk semuanya.

Special thanks for Mbak Uniek. Terima kasih telah banyak mendorongku untuk terus berkarya dalam apapun bentuknya. Kamu sering kali ada di saat yang benar-benar tepat meski tak harus setiap hari bertegur sapa. Antagonis yang tersemat di dirimu menutupi lembutnya hatimu sehingga mudah sekali meneteskan air mata.

Friendship are the family you choose. Terima kasih telah memilihku. Untuk berbagi teh panas dan menikmatinya bersamaku.

Artikel ini diikutsertakan pada Lomba Blog 2015 ke 2025 Perjalanan Ngeblogku yang diadakan oleh Gandjel Rel 

Minggu, 09 Februari 2025

Jika Pasangan Kita Manipulatif
Kepribadian Manipulatif



Pernah nggak punya temen yang super baik dengan segala perhatiannya? Sering kali ia nampak menjadi seseorang yang bijak luar biasa. Ia menjadi orang yang selalu ada saat kita membutuhkan bantuan.

Akan tetapi sejalan dengan lamanya pertemanan. Ia menjadi orang yang sangat ingin diistimewakan. Sering kali saat meminta bantuan dengan cara mendesak kita sehingga merasa memiliki kewajiban untuk mengutamakan dirinya.

“Cuma kamu yang ngertiin aku. Kamu pasti bisa nolongin. Masalahku kan lebih berat dari masalahmu.”

Ia jadi tak peduli dengan apa yang kita rasakan atau sedang dilalui. Bahkan melakukan playing victim seolah kita yang paling bersalah saat tak menolong dirinya. Tentu saja membuat kita menjadi tak nyaman dan pengen menjauh dari orang-orang semacam ini karena harus menuruti dan mengalah pada kemauannya.

Jika kalian menghadapi orang seperti ini bisa jadi sedang berhadapan dengan pribadi yang manipulatif. Kepribadian manipulatif adalah seseorang yang berusaha mempengaruhi orang lain atau mengendalikan untuk mencapai tujuan yang menguntungkan dirinya sendiri. Sering kali ia menggunakan berbagai strategi yang halus dan tak terlihat sehingga korbannya tak menyadari bahwa dirinya sedang dimanipulasi.

Ciri-ciri Pribadi yang Manipulatif


Berbohong dan memutarbalikkan fakta.

Tidak ada baginya keraguan untuk berkata bohong dan mengubah fakta agar sesuai dengan kehendaknya. Tak ada rasa bersalah sedikitpun ketika kebohongannya terbuka bahkan sering kali menyalahkan korbannya akan apa yang dilakukannya.

Membuat korban merasa bersalah.

Meskipun apa yang dilakukannya merupakan kesalahan ia takkan mengakuinya. Bahkan memojokkan korbannya bahwa yang ia lakukan karena kesalahan yang dilakukan si korban. Tentu saja hal itu akan membuat si korban merasa bersalah dan tidak berharga supaya menuruti kemauannya.

Love bombing

Orang dengan kepribadian yang manipulatif akan berusaha mendapatkan kepercayaan dan ketergantungan korbannya dengan memberikan perhatian yang berlebihan. Itu dilakukan untuk mengikat korbannya supaya tak bisa lepas darinya.

Mengancam dan menekan

Orang ini takkan ragu mengancam atau menekan supaya selalu dituruti kemauannya. ia bisa menggunakan ancaman langsung maupun tak langsung supaya si korban selalu berada dalam pengendaliannya.

Mempermainkan emosi

Seseorang yang manipulatif hanya peduli pada dirinya sendiri. Ia sangat cerdik memanfaatkan perasaan dan pikiran korbannya sehingga menimbulkan kebingungan dan dan keraguan. Ia memanfaatkan empati dan rasa bersalah korban sehingga tak mampu untuk berkata tidak padanya.

Tidak bertanggung jawab

Pribadi yang manipulatif tidak mau mengakui kesalahan atau kekurangannya. Bahkan melempar kesalahannya pada orang lain. Sering kali ia mengalihkan penyebab masalah kepada situasi atau orang lain dan jarang mau mengambil tanggung jawab atas apa yang dilakukannya. Ia bakal menghindar dari konsekuensi dari tindakannya. Ia bersikap seolah-olah kesalahan ada pada orang lain padahal ia sendiri yang menciptakan masalah tersebut.

Jika yang memiliki kepribadian manipulatif adalah orang di lingkaran luar kehidupan kita tentu saja kita akan mudah untuk menghindari atau langsung cut off. Akan tetapi bagaimana jika pribadi manipulatif itu adalah pasangan kita?

Akan terasa berat jika pasangan kita memiliki kepribadian tersebut. Semestinya sebuah ikatan yang didasarkan oleh cinta kasih dan komitmen serta janji suci terhadap tuhannya memberikan perasaan damai dalam menjalaninya. Namun jika salah satu pihak menjadi duri bagi pihak yang lain bagaimana kehidupan itu akan dijalani?

Bagaimana mengenali tanda bahwa pasangan kita manupulatif atau tidak

Menyalahkan dan membuat merasa bersalah

Jika pasangan sering menyalahkan atas masalah yang terjadi bahkan masalah yang bukan kesalahan kita ini merupakan tanda-tanda yang perlu diwaspadai. Ia akan membuat kita merasa bersalah dan harus bertanggung jawab terhadap apa yang tak kita lakukan. Misalnya seorang suami yang selingkuh menyalahkan bahwa perselingkuhan terjadi karena kekurangan istri dalam menjalankan kewajibannya.

Mengontrol secara berlebihan

Apabila pasangan sudah membatasi interaksi dengan keluarga meskipun keluarga baik-baik saja. Membatasi pertemanan yang memberikan support. Memaksa untuk selalu mempercayai meski pada kenyataannya ia tak bisa dipercaya dengan perbuatannya.

Tidak menghargai pendapat dan perasaan kita

Sakit sekali rasanya jika pasangan kita tak mendengar pendapat atau abai terhadap perasaan kita. Bahkan sering kali seorang pasangan yang manipulatif akan merendahkan dan tak peduli apa yang kita rasakan. Merasa semua yang keluar dari mulutnya adalah yang terbaik dan tak memberikan ruang bagi kita untuk berdaya. Sering kali orang manipulatif ini melakukan kekerasan emosional seperti gaslighting, menyalahkan, mengancam, menghina, atau menggunakan cinta sebagai alat manipulasi.

Sering berbohong dan membuat janji palsu

Kebohongan yang awalnya hanya kecil lalu membesar. Janji-janji yang tak ditepati, hanya untuk menyenangkan kita. Ia yakin bahwa kebohongan dan janji palsunya akan dimaafkan makanya ia melakukan hal itu secara berulang.

Dampak jika memiliki pasangan yang manipulatif

Apabila seseorang memiliki pasangan yang manipulatif setangguh apapun ia akan mengalami gangguan kesehatan mental seperti depresi, gangguan kecemasan, dan bisa jadi mengalami trauma. Bisa jadi ia akan kehilangan kepercayaan diri karena sering disalahkan atau direndahkan. Ia juga akan merasa tidak berdaya karena pembatasan yang begitu kuat dari pasangan. Perasaan terjebak dan tak punya pilihan lain membuatnya merasa tak bisa pergi.

Apa yang bisa dilakukan?

Orang yang manipulatif takut kehilangan kontrol terhadap orang atau situasi yang ada di bawah kendalinya. Mereka khawatir jika orang berpikir jernih dan tak lagi berada di bawah kendalinya. Mereka sebenarnya takut ditinggalkan dan tak diterima karena mereka merasa tak cukup berharga.

Sebagai manusia yang berdaya apabila pasangan kita memiliki kepribadian yang manipulatif maka perlu tindakan untuk melindungi diri dan mulai bersikap dan bertindak. 

  • Berikan batasan yang jelas dan komunikasikan bahwa ia tak boleh melanggar batasan yang sudah kita tetapkan.
  • Carilah dukungan dari teman, keluarga dan profesional yang akan memberikan pandangan yang lebih netral dalam menghadapi permasalahan ini.
  • Relationship yang sehat itu harus diusahakan. Namun jika hanya satu pihak yang melakukan tentu saja sangat berat untuk ke depannya. Perlu rasanya mengevaluasi untuk mencari jalan keluar atau bertahan di dalamnya.

Setiap manusia berhak memiliki perasaan aman dan nyaman dalam sebuah ikatan. Penghargaan yang tulus dari pasangan akan membuat kedua belah pihak memiliki kekuatan untuk bertahan. Namun jika rasa cinta yang dimiliki hanya akan merusak kesehatan mental dan emosional rasanya kehidupan sakinah mawaddah warrahmah semakin jauh. Ada baiknya kembali berhitung. Selamanya itu tak sebentar.